Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi telah memasuki fase pancaroba akhir dan akan segera memasuki musim hujan pada akhir November ini hingga awal Desember mendatang. Warga dan aparat pemerintah setempat diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan bersiap menghadapi risiko bencana alam.
Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Kamis (13/11), seluruh wilayah Jabodetabek berpotensi berawan dan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Maritim Tanjung Priok Yudi Suryadarma, Selasa, mengatakan, curah hujan cenderung meningkat di wilayah Jakarta Utara dan perairan Teluk Jakarta pekan ini. Selasa pagi, curah hujan harian tercatat 23,7 milimeter, tertinggi sejak Oktober lalu.
Namun, kata Yudi, wilayah ini baru akan masuk musim hujan pada awal Desember nanti. Saat intensitas hujan bertambah, sejumlah proyek normalisasi sungai dan saluran air masih berlangsung.
Proyek itu antara lain pengerukan dan peninggian tanggul di Kali Sunter, Kali Ciliwung di daerah Mangga Dua, Kali Ancol, serta pembangunan saluran penghubung di Rawabuaya, Jakarta Barat (Jakbar). Kondisi ini menyebabkan risiko banjir dan genangan air masih tinggi.
Pengamatan Kompas, Selasa, hujan yang mengguyur selama 30 menit sejak pukul 11.00 menyebabkan genangan air di beberapa lokasi, seperti di Jalan Joglo Raya, Jalan Kebayoran Lama, di persimpangan dekat Mal Citraland, dan Jalan Daan Mogot.
Berbagai langkah antisipasi pun disiapkan. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Ediningtyas Kusumadewi menyatakan telah mengerahkan petugas dan peralatan di semua pintu air selama 24 jam. Mereka bekerja secara bergiliran untuk memastikan pintu air tak tersumbat sampah.
Berdasarkan catatan dinas kebersihan, dari 13 sungai besar di Jakarta, potensi sampah terbanyak terdapat di Kali Ciliwung (132,75 ton), disusul Kali Krukut (44,36 ton) dan Kali Angke (28,80 ton).
Menurut Saptastri, paling tidak ada 7.284 petugas kebersihan yang bekerja mengawasi kelancaran pintu air. Dinas Kebersihan juga menyiagakan 54 truk sampah, 34 toilet berjalan, 13 truk tangki air kotor, dan 4 truk tangki air bersih.
Meski demikian, Saptastri meminta warga membantu pembersihan sampah di saluran air. Ali Maulana, Camat Cengkareng, Jakbar, mengatakan, jajarannya siap menghadapi kemungkinan banjir. Ia menjelaskan, warga sudah berbagi tugas mengontrol sejumlah titik yang dinilai rawan banjir di Kali Apuran, Kali Maja, Kali Mookevaart, anak Kali Angke, dan Cengkareng Drain.
"Dua tempat paling rawan banjir, yaitu di Kelurahan Rawabuaya dan Kelurahan Kapuk, kami waspadai," ucap Ali. Dua rumah pompa di Kedaung Kali Angke dan Rawabuaya hingga saat ini masih dibangun.
Percepat sodetan
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi akan mempercepat pembangunan empat sodetan saluran air menuju Kanal Timur agar titik-titik genangan di kota itu bisa berkurang. Sekretaris Dinas Bina Marga dan Tata Air Pemkot Bekasi Mohammad Ridwan mengatakan, sodetan tersebut diperlukan karena hingga saat ini masih ada 49 titik genangan di Kota Bekasi.
"Pembangunannya memang agak tersendat, mungkin baru 30-40 persen. Namun, kami usahakan bisa selesai pada tahun ini agar bisa digunakan," ujar Ridwan. Selain itu, pihaknya juga telah meremajakan sejumlah pompa, menambah jumlah pompa, dan membersihkan pintu-pintu air.
Meski demikian, ia mengakui, berharap genangan berkurang drastis tentu juga tidak realistis. Di tengah segala persiapan menghadapi banjir tahunan itu, di kawasan hulu Sungai Ciliwung justru ditemukan bukti-bukti kerusakan lingkungan.
Koordinator Konsorsium Penyelamatan Puncak Ernan Rustiandi mengungkapkan, timnya mengidentifikasi sedikitnya 43 gundukan sampah di Desa Tugu Utara dan Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Kedua desa itu adalah kawasan hulu Sungai Ciliwung.
Koordinator Komunitas Peduli Ciliwung Puncak Tedja Kusumah memperkirakan, sampah yang menumpuk tersebut bisa lebih dari 20 ton.
Ketua Ciliwung Institute Sudirman Asun mengatakan, keberadaan gundukan sampah membuktikan pencemaran dan perusakan Ciliwung sudah terjadi di kawasan hulu.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR