ESA pada hari ini (12/11) mencatat sejarah baru dengan misi mendaratkan robot penjelajahnya pada inti sebuah komet. Memang sebelumnya wahana antariksa lain sudah pula membuat kontak ke sejumlah komet, namun inilah kali pertama kita "menyentuh" komet.
Berikut ini fakta-fakta seputar misi pendaratan di komet.
Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko, yang menjadi lokasi pendaratan, nyaris tidak memiliki gravitasi permukaan (atau gravitasi yang dapat diabaikan), sehingga Philae harus secara aktif bekerja mengamankan dirinya untuk memijak daratan itu. Tingkat kesulitan pendaratan juga karena permukaan yang terjal dan cenderung curam.
Pesawat induk yaitu Rosetta telah mengorbit komet sejak Agustus lalu. Target lokasi pendaratan merupakan wilayah bagian kepala komet—Agilkia.
Sesuai dengan tujuan misi ilmiah, maka perangkat sensor Philae yang disebut Multi Purpose Sensor (MUPUS) bakal diaktifkan guna mempelajari material di permukaan komet 67P.
Eksplorasi Philae dimulai dengan mengambil panorama di tempat baru tersebut, lalu baru menempatkan sejumlah alat termasuk radar, magnetometer, dan sensor suhu. Rencananya, akan pula dilakukan penggalian sekitar 8 inci (20 sentimeter) ke dalam komet untuk mengambil sampel dan menganalisisnya.
Pesawat antariksa Rosetta, namanya diambil dari Batu Rosetta, pecahan batu yang pernah membantu ilmuwan menguraikan hieroglif Mesir kuno. Sementara robot penjelajah Philae, berasal dari nama pulau tempat di mana obelisk yang digunakan memecahkan kode hieroglif ditemukan.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
KOMENTAR