Akan tetapi Louis XIV mengubah itu. Selama masa pemerintahannya yang panjang, kemewahan adalah kesepakan baru Louis XIV. Seperto Industri furnitur, tekstil, perhiasan, selera, dan teknologi.
Menteri keuangannya saat itu, Jean-Baptiste Colbert mengatakan bahwa "mode bagi Prancis seperti tambang Peru bagi Spanyol". Artinya, mode menjadi sumber komoditas domestik dan ekspor yang menguntungkan.
Pemerintahan Louis XIV melihat, sekitar sepertiga dari penerima upah Paris mendapatkan pekerjaan di perdagangan pakaian dan tekstil. Colbert mengorganisir para pekerja ini ke dalam serikat profesional yang sangat terspesialisasi dan diatur secara ketat, memastikan kontrol kualitas dan membantu mereka bersaing dengan impor sambil mencegah mereka bersaing satu sama lain. Bisa dibilang era Louis XIV adalah masa pelaranagan impor. Bahkan ia pernah memerintahkan putranya untuk membakar mantel milikinya karena terbuat dari kain asing.
Baca Juga: Louis Pierre dan Louis Dauphin, Priyayi Makassar dalam Legiun Prancis
Louis XIV mengibarkan serangkaian perang mahal yang tak berakhir di Eropa. Industri barang mewah Prancis telah meningkatkan reputasinya di dalam dan luar negeri. Ia juga mengubah Versailles menjadi tempat pertunjukkan budaya dan industri Prancis terbaik. Tidak hanya mode, tapi seni, musik, teater, perkebunan lanskap, dan masakan.
Aturan berpakaian dan etiket pengadilan yang ketat memastikan pasar yang stabil untuk pakaian dan perhiasan buatan Prancis. Louis XIV percaya bahwa kemewahan diperlukan tidak hanya untuk kesehatan ekonomi negara tetapi juga untuk prestise dan kelangsungan hidup monarki. Segera, Prancis menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang dominan di Eropa dan mode Prancis mulai melampaui Spanyol, Italia, dan Belanda.
Raja Louis XIV dan Colbert menggunakan berbagai media untuk melayani kampanye propaganda mode mereka. Sang raja juga mensubsidi produksi piring mode oleh seniman dan pengukir besar Pranvis untuk mempromosikan barang dan budaya mewah Prancis.
Sebagai penengah utama mode dan penggemar teater, Louis XIV mengambil julukkan yang ia pilih sendiri yakni "Raja Matahari". Busana yang ia perkenalkan berwarna-warni kebalikan dari gaya Spanyol yang keras.
Louis XIV percaya bahwa kemewahan diperlukan tidak hanya untuk kesehatan ekonomi negara, tetapi juga untuk prestise dan kelangsungan hidup monarki, menurut laman The Atlantic.
Baca Juga: Gaun Tertua Sejagat, Tren Busana 5.000 Tahun Silam asal Mesir Kuno
Source | : | The Atlantic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR