Pesawat AirAsia QZ 8501 kemungkinan berada di dasar laut, kata Kepala Badan SAR Nasional, Bambang Soelistyo.
Bambang Soelistyo mengatakan hipotesis tersebut didasarkan pada koordinat pesawat ketika hilang kontak.
"Berdasarkan koordinasi yang kita miliki dan evaluasi, maka perkiraan pesawat mengalami kecelakaan di laut, hipotesisnya adalah pesawat berada di dasar laut," ungkap Bambang Soelistyo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (29/12).
Pencarian dilanjutkan untuk pesawat tersebut satu hari setelah pesawat Airbus A320-200 itu hilang dengan 162 orang di dalamnya, tetapi hingga Senin sore tidak ada jejak yang ditemukan.
Pesawat tersebut hilang dari pantauan radar ketika dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura.
Kerabat penumpang yang sedih dan terpukul tetap menunggu kabar di Bandara Juanda Surabaya.
Pencarian pesawat yang difokuskan di dekat Pulau Belitung itu, dihentikan pada Minggu (28/12) malam.
Meski sejumlah kapal terus melakukan pencarian sepanjang malam, pesawat dan kapal pencari utama yang berasal dari beberapa negara, baru melanjutkan upaya penyisiran langit dan laut pada Senin (29/12) pagi.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Hadi Tjahjanto, mengatakan pencarian difokuskan di lokasi yang menunjukkan tumpahan minyak.
Tetapi belum bisa dikonfirmasi apakah tumpahan minyak itu berasal dari pesawat yang hilang.
Sementara itu, kantor berita Associated Press mengutip keterangan seorang pejabat Indonesia yang mengatakan bahwa ada objek terlihat di laut dekat Pulau Nangka oleh pesawat pencari Australia. Namun lagi-lagi, tidak jelas apakah objek itu berasal dari pesawat AirAsia QZ 8501 atau bukan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR