Dengan ditemukannya serpihan pesawat Airasia QZ8501, para peneliti keselamatan penerbangan mulai mencari penyebab jatuhnya pesawat Airbus A320 itu agar bisa mencegah terulangnya kecelakaan di masa depan.
"Sekarang saatnya untuk penyelidikan menyeluruh," ujar Jon Beatty, CEO Yayasan Keselamatan Penerbangan, seperti dikutip dari USAToday. "Kami yakin jawaban akan ditemukan sehingga tragedi seperti ini tidak akan terjadi lagi."
Yayasan yang dikelola oleh Beatty didedikasikan untuk mengkaji keselamatan penerbangan. Terkait faktor penyebab jatuhnya pesawat tersebut, awan badai adalah yang paling potensial.
Tercatat terdapat hamparan awan badai sejauh 44 ribu meter pada saat pesawat itu menghilang dari radar.
Komunikasi terakhir dari pesawat adalah ketika pilot meminta izin pengendali lalu lintas udara untuk mengubah ketinggian dari 32.000 kaki ke 38.000 kaki. Pengendali lalu lintas udara kemudian memberikannya izin untuk terbang di ketinggian 34.000 kaki.
"Jika Anda sebagai controller, no 1, tugas Anda adalah untuk memastikan tidak terjadi tabrakan di udara," ujar Al Diehl, mantan penyidik untuk Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, seperti dikutip dari USAToday, Rabu (31/12).
Namun sebagai pilot, menurut Diehl, mereka harus memastikan tersedianya ruang cukup untuk bisa melakukan manuver dari cengkeraman awan badai.
Ia menuturkan, badai merupakan sebuah pabrik bencana bagi pesawat. Jika melintas melalui badai, pesawat terancam mengalami turbulensi, hujan es dan petir.
Untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat itu, harus membaca alat data perekam yang melekat di pesawat tersebut.
Dunia seakan dikejutkan dengan hilangnya pesawat AirAsia QZ8501. Lebih dari enam ribu pesawat berjenis A320 dipakai oleh 300 maskapai penerbangan komersial di dunia dimana meliputi A319 dan A321.
Keluarga pesawat jet A320 selama ini memiliki catatan keamanan yang baik, dengan hanya 0,14 persen kecelakaan per satu juta penerbangan.
"Dengan keamanan sebagai perhatian utama nya, Airbus menegaskan kembali komitmen penuh untuk menyediakan semua bantuan teknis yang diperlukan kepada pihak berwenang investigasi untuk menentukan penyebab kecelakaan tragis ini," seperti dikutip dari pernyataan Airbus, menanggapi hilangnya pesawat AirAsia.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR