Tingkat modern yang lebih tinggi ini kemungkinan mencerminkan sejumlah faktor. Polutan industri meningkatkan kemungkinan terkena kanker, seperti halnya tembakau, yang baru menjadi populer di Eropa selama abad ke-16.
Peningkatan perjalanan dan kepadatan penduduk juga dapat membantu menyebarkan virus yang merusak DNA. Faktor utama lainnya adalah meningkatnya rentang hidup. Banyak orang abad pertengahan tidak hidup sampai usia ketika kanker menjadi paling umum.
Untuk menentukan penyebab meningkatnya angka kanker selama berabad-abad, para peneliti merekomendasikan studi tambahan populer di Eropa yaitu melihat tulang sebelum dan sesudah merokok.
Terlepas dari angka pastinya, mereka yang terkena kanker pada abad pertengahan hanya memiliki sedikit pilihan perawatan medis. Meskipun periode tersebut menyaksikan kemajuan yang signifikan dalam pembedahan dan pengetahuan tentang anatomi manusia, “Ledakan pengetahuan Renaisans ini tidak meluas ke kanker,” tulis Guy B. Faguet untuk International Journal of Cancer pada tahun 2014.
Mitchell mengatakan bahwa orang abad pertengahan mungkin telah mengobati gejala mereka dengan tapal atau kauterisasi, atau, jika mereka mampu, obat anti nyeri, “Hanya sedikit (dokter) yang benar-benar membantu,” tutupnya.
Source | : | Smithsonian |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR