Tiga saksi mata yang memberi informasi tentang jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 diberi penghargaan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat dan Komando Distrik Militer 1014 Pangkalan Bun. Semua warga masyarakat didorong untuk berlomba-lomba memberi informasi demi kepentingan publik.
Ketiga warga itu adalah Rahmat (46), Darso (38), dan Pendi (53). Rahmat dan Darso bekerja sebagai nelayan dan Pendi sebagai peternak ayam.
Pada Minggu (28/12/2014) pagi, Rahmat mendengar suara ledakan saat dia mencari ikan di sekitar perairan Tanjung Pandang.
”Selama sepuluh tahun jadi nelayan, baru saat itu dengar ada dentuman keras. Suara berasal dari arah barat daya atau sekitar Selat Karimata,” kata Rahmat, Senin (19/1/2015), seusai upacara pemberian penghargaan, di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Pada Senin (29/12/2014), dia pun melaporkan apa yang dialaminya kepada keluarga dan lurah Kumai. Laporan itu dan kesaksian dari kedua rekannya kemudian ditindaklanjuti oleh pihak berwajib.
”Mereka telah berpartisipasi memberikan informasi. Pemberian penghargaan ini bertujuan agar masyarakat yang lain tidak perlu sungkan memberi informasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Komandan Distrik Militer 1014 Pangkalan Bun Letnan Kolonel Infanteri Suparman.
Kodim memberikan apresiasi berupa piagam penghargaan dan televisi kepada masing-masing saksi mata. Sementara itu Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat melalui dinas kelautan dan perikanan memberikan kapal berkapasitas 1 gros ton dengan kapasitas mesin 32 pk kepada Darso dan Rahmat.
Kepada Pendi, yang memberi informasi bahwa dia melihat ada pesawat yang melintas, diberikan 300 ekor bibit ayam dan 100 kg pakan.
Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar mengapresiasi keterlibatan mereka dan mendorong masyarakat lain untuk aktif memberi informasi yang bermanfaat bagi publik. ”Kepada masyarakat jangan takut memberikan informasi,” ujar Ujang.
Sampai hari ke-23 operasi SAR, tim SAR terpadu telah menemukan 53 jenazah korban. Dalam penerbangan itu ada 155 penumpang dan 7 kru.
Sebanyak 51 jenazah telah berada di Surabaya untuk diidentifikasi. Dua jenazah yang baru ditemukan pada Minggu (18/1) sudah berada di RSUD Imanudin, Pangkalan Bun, setelah dibawa dari Laut Jawa ke Pelabuhan Panglima Utar Kumai.
Kedua jenazah tiba di Pelabuhan Panglima Utar Kumai sekitar pukul 08.45 setelah dibawa menggunakan KRI Teluk Sibolga dan Kapal RB 214 Pontianak milik Basarnas. KRI Sibolga membawa jenazah dari Laut Jawa ke muara Kumai dan jenazah dipindahkan ke Kapal RB 214 Pontianak untuk dibawa ke Pelabuhan Panglima Utar Kumai.
Selain membawa jenazah, kapal juga membawa 3 kursi penumpang yang sudah dalam kondisi rusak.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR