Dalam waktu 20 menit, ia berhasil mendapatkan pelajaran dan akomodasi gratis berkat pertolongan warga setempat.
Ia mempelajari bahasa itu dengan cepat dan masyarakat setempat memberinya nama Khedi yang berasal dari Khedijat [Khadijah], nama istri Muhammad.
Tapi tak jarang kehadirannya mengundang rasa curiga, baik sebagai orang asing maupun wanita yang bepergian sendiri. "Mereka pikir saya mata-mata Rusia," katanya.
Ia memang terlihat berbeda dengan wanita lain di kawasan itu karena penampilannya yang tanpa kerudung dan memiliki tujuh tato, termasuk sebuah belati tradisional Indonesia di kaki kirinya dan belati Kaukasia di kanan.
Namun, karena mendapat tekanan dari salah satu imam mesjid Wahhabi, tuan rumah tempatnya menumpang mengatakan ia harus pergi dan pindah dengan keluarga Kist lainnya, yang sekarang ia sebut sebagai "ibu saya" dan "adik saya".
Ia memang terlihat berbeda dengan wanita lain di kawasan itu karena penampilan yang tanpa kerudung dan memiliki tujuh tato.
Keluarga Kists, adalah keturunan Georgia Chechnya yang pindah ke lembah itu pada abad ke-19.
Setelah tinggal selama 18 bulan di desa itu, suaminya menelepon dari Jerman dan mengatakan padanya bahwa ia telah menemukan cinta yang lain, jadi Asmadiredja tidak perlu lagi pulang.
Usai menerima kabar yang mengejutkan itu, ia pindah ke pegunungan dan tinggal di di sebuah gubuk penggembala sapi — bangunan sederhana dari batu tanpa alat pemanas, listrik, ataupun air.
Namun ia memiliki telepon genggam dan baterai bertenaga matahari.
Dua bulan lamanya Asmadiredja bertahan hidup hanya dengan pemberian makanan dari para penggembala yang melintas dan minum air yang mengalir dari pegunungan.!break!
Jatuh cinta lagi
Meskipun ia hidup dalam lingkungan yang keras, tapi kesendirian dan kehidupan di pegunungan membawa berkah baginya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR