Temuan dari tim Australia ini memungkinkan anak-anak dengan alergi kacang dapat mencoba pengobatan baru yang melibatkan probiotik. Yang hasilnya anak-anak dapat makan kacang tanpa adanya reaksi alergi.
Studi ini mengambil sampel penelitian pada 30 anak yang berusia di bawah 10 tahun dengan alergi kacang. Mereka diberikan protein kacang bersamaan dengan probiotik—bakteri baik—setiap hari selama 18 bulan.
Pada akhir penelitian, sekitar 80 persen anak-anak yang menerima protein kacang ditambah pengobatan dengan probiotik mampu mengonsumsi 4 gram protein kacang tanpa reaksi alergi.
Bahkan menurut beberapa orang tua dari anak yang menjadi sampel penelitian mengungkap, sebagian besar buah hati mereka masih dapat mengonsumsi tiga sendok selai kacang tiap minggunya.
“Ini adalah terapi yang menjanjikan,” ujar peneliti. Menurut mereka penelitian ini akan membantu, pasalnya jumlah anak-anak yang alergi kacang terus meningkat. Di Amerika dalam datu dekade terakhir, setidaknya tingkat alergi kacang meningkat tiga kali lipat.
Namun menurut Kepala Alergi dan Imunologi Anak pada National Jewish Health Hospital di Denver Dr. Donald Leung yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengungkap ini adalah langkah pertama untuk pengembangan pengobatan baru untuk penderita alergi kacang.
“Bakteri dalam tubuh manusia telah menunjukkan upaya membantu meningkatkan kekebalan tubuh,” ujar Leung, ketika mengkaji probiotik sebagai alternatif alregi kacang.
Akan tetapi Leung tidak menyarankan bagi orang tua dengan anak yang mengalami alergi kacang untuk menjalani pengobatan ini tanpa pengawasan dokter.
Penelitian ini telah dipublikasikan di Journal of Allergy and Clinical Immunology dan dilakukan oleh peneliti dari Murdoch Children’s Research Institute di Australia.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR