Statistik menunjukkan kebutuhan akan pelajar dan guru yang terlatih dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika atau STEM sangat besar dalam beberapa dasawarsa mendatang. Namun, mata-mata pelajaran ini kurang diminati perempuan. Kini, hanya ada 25 persen perempuan yang mempelajarinya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan ketertarikan pada STEM adalah lewat mainan.
Insinyur Debbie Sterling menciptakan mainan konstruksi bagi anak perempuan. Mainan bernama "Goldie Blox" tersebut membantu anak-anak perempuan melihat dunia dari sudut pandang arsitek dan petugas konstruksi agar tertarik dengan bidang tersebut.
Untuk menarik minat mereka, Sterling menciptakan tokoh bernama Goldie. Tidak seperti boneka Barbie yang populer, Goldie tidak dipusatkan pada kecantikan atau fesyen. Goldie dapat bercerita, memecahkan masalah sulit dan menciptakan dunia baru.
Salah seorang anak yang senang bermain Goldie Blox adalah Mia, gadis berusia 7 tahun, yang tertarik dengan sains sejak berusia 5 tahun.
“Ketika nenek saya memberikan mesin yang bisa berputar, saya sangat senang. Saya tahu itu pasti berkaitan dengan teknik, lalu saya mulai memainkannya. Lalu saya ingin yang lain lagi. Saya ke situsnya dan menemukan beberapa video. Ibu saya bertanya kenapa saya hanya menonton video dan tidak membuat sendiri mainan itu? Saya katakan tidak punya cukup bahan. Lalu ibu membelikan saya beberapa mainan bangunan,” kata Mia.
Camsie McAdams dari Departemen Pendidikan mengatakan meskipun mainan seperti Lego dan Goldie Blox bisa merangsang anak perempuan pada teknik dan konstruksi, tanggung jawab utamanya terletak di tangan orangtua.
“GoldieBlox adalah perpaduan dua hal. Yaitu memberikan pengetahuan tentang bangunan, menciptakan mesin, menggunakan prinsip-prinsip teknik sederhana, dan sekaligus bercerita, karena banyak anak perempuan senang bercerita. Membelikan anak perempuan mainan Goldie Blox saja tidak akan mengubah apapun, tapi akan memberikan banyak gagasan baru pada mereka,” Kata Camsie McAdams.
Para pakar mengatakan bahwa pendidikan berkualitas tinggi, kondisi kerja yang baik dan partisipasi terus menerus dalam proyek-proyek yang memerlukan kerjasama tim dan kreativitas akan menarik lebih banyak perempuan ke dalam bidang sains komputer, teknologi informasi, fisika dan teknik.
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR