Seekor harimau pemakan manusia ditembak mati petugas penjaga hutan di wilayah selatan India setelah satwa liar itu membunuh seorang petani dan seorang pekerja perkebunan teh. Demikian penjelasan pejabat setempat, Kamis (19/2).
"Harimau itu membunuh seorang petani yang masuk ke hutan di negara bagian Kerala, awal bulan ini. Satwa liar itu kemudian menyantap sebagian besar tubuh petani tersebut," kata C Badrasamy, seorang petugas kehutanan.
Harimau yang sama kemudian menyerang seorang perempuan saat dia tengah bekerja di perkebunan teh, Sabtu (14/2), setelah harimau itu memasuki wilayah negara bagian Tamil Nadu yang berada di sisi lain hutan itu.
"Terjadi kepanikan di wilayah itu dan warga desa yang marah mulai menyerang properti dinas kehutanan, menuntut agar harimau itu dibunuh secepatnya," tambah Badrasamy.
Lalu sebuah tim beranggotakan 50 orang petugas kehutanan, polisi dan dokter hewan masuk ke hutan di Tamil Nadu untuk mencari harimau itu. Mereka membawa foto harimau tersebut yang diberikan otoritas Kerala sebelum akhirnya menemukan harimau itu dan mencoba menenangkannya.
"Namun, harimau itu kemudian berhasil meloloskan diri setelah kekacauan terjadi ketika 500 penduduk desa datang untuk melihat hewan itu," ujar Badrasamy.
Setelah dikejar dan akhirnya terlihat di dalam hutan, para petugas awalnya mencoba menggunakan peluru bius untuk melumpuhkan harimau itu. Namun, akhirnya mereka menggunakan peluru tajam setelah hewan buas itu berusaha menerkam salah seorang petugas.
"Prioritas kami tentu saja menangkap dan bukan membunuh hewan itu. Namun situasinya membuat kami tak memiliki pilihan lain. Dia berpotensi menyerang orang lain cepat atau lambat," lanjut Badrasamy.
Lebih dari separuh populasi harimau dunia berada di India. Berdasarkan hasil sensus terakhir jumlah harimau di India mencapai 2.226 ekor atau bertambah 30 persen dalam empat tahun terakhir.
Pemerintah India telah berusaha keras mengurangi persinggungan antara manusia dan harimau yang dipicu perluasan lahan pertanian yang memasuki habitat kucing-kucing besar itu. Akibatnya mereka terpaksa memasuki permukiman penduduk saat mereka mencari makan atau minum.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR