OrCam melekat pada salah satu sisi di samping kacamata. Di bagian depan terdapat kamera yang secara kontinyu memindai bidang pandang penggunanya. Di bagian belakang kamera terdapat tulang kondusi yang mengirimkan suara kepada pemakai. Kamera ini terhubung dengan unit pemroses kecil yang bisa disimpan di saku penggunanya. Dengan OrCam, pengguna mengarahkan perangkat pada apa yang ingin dilihatnya. "Arahkan pada sebuah buku, perangkat ini akan membacanya," kata Yonatan Wexle head of Research and Development at OrCam.
"Pindahkan jari pada tagihan telepon anda, dan perangkat ini akan membaca tagihan telepon untuk siapa dan mengetahui berapa nilai tagihannya," imbuhnya.
Wexler menambahkan, "Tidak perlu mengarahkan perangkat ini untuk mengidentifikasi orang dan wajahnya."
"Perangkat ini akan memberitahu ketika salah seorang teman mendekati Anda. Hanya butuh waktu sekitar 10 detik untuk mengajar perangkat ini bisa mengenali seseorang", katanya.
"Yang perlu dilakukan hanyalah orang tersebut harus melihat ke arah pengguna dan menyebutkan nama mereka," tuturnya.
Wexler mengatakan untuk mengajarkan sistem perangkat ini membaca, telah berulang kali ditunjukkan jutaan contoh. Sehingga, algoritma bisa fokus pada pola yang relevan dan dapat diandalkan.
Pada era teknologi yang semakin maju ini, yang perlu dipastikan adalah bahwa perkembangan teknologi seperti AR ini tidak menggantikan "kemanusiaan" seseorang. "Saya pikir hal yang kita selalu perlu ingat adalah bahwa ini bukan tentang menggantikan apa yang manusia lakukan," kata Mongia.
"Apa yang seharusnya kita perlu fokus pada suatu hal yang manusia mungkin berfikir tidak bisa melakukannya dengan baik," demikian Mongia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR