Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meledakkan perpustakaan umum Mosul, Irak, yang menyebabkan sekitar 10.000 buku dan 700 manuskrip langka hancur dimakan api.
Para tokoh masyarakat Mosul dikabarkan mencoba menghentikan rencana peledakan perpustakaan itu, tetapi gagal. Ghanim al-Ta\'an, Direktur Perpustakaan Mosul, mengatakan bahwa ISIS menggunakan bom rakitan dalam insiden yang terjadi pada Minggu (22/2) itu.
"ISIS meledakkan perpustakaan umum Mosul. Mereka menggunakan bom rakitan," kata Ghanim kepada situs berita Geran.
Aksi brutal itu diperkirakan turut menghancurkan koleksi surat kabar Irak sejak awal abad ke-20. Berbagai jenis peta dan buku dari masa Kekaisaran Ottoman juga dipastikan musnah.
ISIS kali pertama menyerang perpustakaan umum Mosul pada Januari. Warga setempat mengatakan, mereka menghancurkan kunci yang melindungi tempat penyimpanan buku dengan jumlah terbesar di wilayah utara Irak.
Dari tempat itu, ISIS mengangkut lebih dari 2.000 buku, termasuk cerita anak-anak, puisi, filsafat, serta ribuan buku bertema olahraga, kesehatan, budaya, dan ilmu pengetahuan, dengan menggunakan enam truk. ISIS hanya meninggalkan buku-buku bertemakan Islam.
"Buku-buku ini menganjurkan manusia untuk mengabaikan Allah. Jadi, buku-buku ini akan dibakar," ujar seorang warga Mosul menirukan kata-kata seorang anggota ISIS.
Tak hanya buku yang dihancurkan ISIS. Sejak kelompok ini menguasai wilayah utara Irak, mereka telah menghancurkan banyak relik arkeologi, termasuk sejumlah bangunan peninggalan budaya Islam pada masa lalu.
Seorang profesor sejarah dari Universitas Mosul yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, ISIS pada Desember juga menghancurkan koleksi buku dari berbagai perpustakaan.
Perpustakaan Muslim Sunni, perpustakaan Gereja Latin yang berusia 265 tahun, sebuah biara Ordo Dominican, dan perpustakaan Museum Mosul dengan koleksi berusia hingga 5.000 SM juga dirusak ISIS.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR