Aishah Prastowo, 24, mahasiswi asal Yogyakarta yang tengah belajar di Universitas Oxford mengaku ingin kembali pulang menjadi peneliti di Indonesia ketika lulus nanti.
Dia kini mengejar gelar doktoral di fakultas ilmu teknik Universitas Oxford, Inggris, untuk penelitian tentang mikrofluida.
"(Ini adalah) teknologi untuk mentransfer dan memproses fluida atau cairan dengan volume yang sangat kecil," katanya.
"Teknologi ini sebenarnya sudah berkembang dan diaplikasikan ke banyak penelitian biologi, kimia, bioteknologi namun pengoperasiannya dan alat yang digunakan sangat rumit," jelasnya.
Mahasiswa yang sempat menempuh kuliah teknik fisika di Universitas Gajah Mada ini mengatakan penelitiannya sangat relevan diterapkan di Indonesia.
"Misalnya untuk membuat alat diagnostik penyakit secara murah dan dapat dilakukan di pelosok yang kurang terjangkau oleh alat laboratorium yang kompleks."
Tidak dihargai?
BBC Indonesia menerima berbagai komentar tentang studi Aishah dalam posting Sabtu (28/2) lalu dalam segmen #KabarDariInggris.
Sejumlah pengguna berkomentar positif tentang kegiatannya di Inggris, namun banyak juga yang ragu apakah Aishah bisa berkarir di Indonesia karena profesi peneliti "kurang dihargai."
Muhammad Zulfikar Nahdatul Huda dari Facebook mengatakan, \'Jangan balik dan cari pekerjaan peneliti di Indonesia mbak, dijamin menyesal nanti. Lebih baik melamar pekerjaan di Singapura atau Malaysia saja. Gaji guru di sana lebih baik dari guru di Indonesia.\'
Menjawab sejumlah komentar ini, Aishah mengatakan memang masih banyak yang harus diperbaiki dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
"Menjadi peneliti atau akademisi di universitas memang masih banyak ruang untuk perbaikan tapi kita harus mulai dari diri sendiri."
Aishah sebelumnya pernah mengambil S2 di Université Paris Descartes, Prancis jurusan pendekatan interdisipliner untuk ilmu terapan.
Pengalaman Aishah dalam penelitian termasuk mewakili kampus di Paris untuk tim iGEM (International Genetically Engineered Machine), kompetisi internasional bidang biologi sintetik di MIT, Amerika Serikat.
Berdasarkan pengalaman ini, Aishah mengatakan ia dapat menjalin jaringan dengan tim penelitian dari UI, ITB dan UGM.
"Untuk memajukan penelitian di Indonesia memang sulit jika dilakukan sendirian, tapi bisa kita lakukan bersama-sama misalnya diawali dengan jejaring seperti ini," kata Aishah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR