United Nations Office for Disaster Risk Reduction merilis laporan mengenai bencana letusan gunung berapi berikut penanganannya, 3 Maret 2015. Dalam laporan tersebut, dipaparkan juga bahwa Indonesia merupakan negara paling berisiko oleh letusan gunung berapi.
Tanah longsor, panas lava, atau kepungan abu vulkanik dari letusan gunung berapi telah menyebabkan tewasnya 280.000 orang di seluruh dunia selama empat abad terakhir. Namun baru sekarang manusia mulai menghitung risiko dari letusan gunung berapi.
"Untuk pertama kalinya, kami benar-benar memiliki pemahaman bersama tentang aktivitas gunung berapi di skala global," kata Jean-Christophe Komorowski, seorang vulkanologis di Institut Fisika Bumi dalam Paris, yang memberikan kontribusi untuk laporan. "Ini merupakan titik balik utama."
Pemimpin tim menyaring database hampir 9.500 letusan selama 10.000 tahun terakhir yang disimpan oleh Smithsonian Institution di Washington DC, AS. Mereka mencatat seberapa sering sebuah gunung berapi tertentu telah meletus dan jenis bahaya fisik yang ditimbulkannya.
Kemudian mereka menghitung jumlah orang yang hidup dalam radius 10, 30 dan 100 kilometer dari gunung berapi itu dan apakah mereka tinggal di tempat-tempat di mana letusan sebelumnya telah menimbulkan korban jiwa.
Hasilnya adalah sebuah katalog lengkap dari gunung berapi dengan risiko tertinggi serta daftar negara yang paling rentan oleh bencan letusan. Data yang menempatkan Indonesia sebagai negara paling berisiko oleh letusan gunung berapi.
!break!Dengan 77 gunung berapi yang aktif secara historis, terutama Gunung Merapi di Yogyakarta yang paling sering meletus, Indonesia benar-benar “pantas” diberi predikat negara paling berisiko oleh letusan gunung berapi.
Namun, perlu diingatkan bahwa saat suatu wilayah atau negara memiliki risiko tinggi terhadap letusan gunung berapi, tidak berarti semua orang yang berada di dekatnya menjadi sasaran empuk dampak letusan.
United Nations Office for Disaster Risk Reduction mengacu pada letusan Gunung Merapi 2010. Saat itu, menurut lembaga PBB tersebut, pihak berwenang berhasil mengumpulkan dan menggunakan informasi perubahan fisik Gunung Merapi untuk menentukan waktu evakuasi. Ribuan nyawa pun berhasil diselamatkan.
Jadi, meski Indonesia dianggap negara paling berisiko oleh letusan gunung berapi, kita masih dapat berbangga hati karena sistem mitigasi bencana yang baik bahkan dipuji dunia.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR