Seorang perempuan Checnya yang tinggal di Belanda telah membawa dua anaknya untuk bergabung dengan militan Negara Islam ISIS di Suriah, yang bertentangan dengan keinginan ayah kedua anak tersebut, seperti disampaikan oleh jaksa di Belanda.
Perempuan, yang telah bercerai dengan suaminya, itu membawa seorang anak laki-laki yang berusia delapan tahun dan anak perempuan berusia tujuh tahun diyakini telah bepergian menggunakan paspor palsu.
Mantan suami yang merupakan ayah anak-anak, seorang warga negara Belanda, telah memperingatkan otoritas tentang kepergian mereka ke wilayah yang dikuasai ISIS.
Otoritas mengatakan kasus ini merupakan yang pertama kali terjadi.
Perempuan berusia 32 tahun itu, yang tidak disebutkan identitasnya, telah tinggal di bagian selatan kota Maastricht, Belanda.
Dia dan kedua anaknya belum terlihat sejak Oktober lalu.
Mereka diyakini terbang dengan pesawat ke Belgia ke Athena dan perempuan itu dilaporkan menghubungi ibunya pada Januari, dengan mengatakan mereka berada di wilayah kekuasaan ISIS di Raqqa di bagian utara Suriah.
Jaksa memperlakukan kasus ini sebagai sebuah penculikan dan telah menerbitkan surat penahanan internasional.
Tetapi mereka mengakui kita perempuan dan anak-anaknya telah menyebrang perbatasan ke Suriah, sangat kecil kemungkinan untuk membawa keluarga tersebut kembali ke Belanda.
Sekitar 200 orang warga Belanda, termasuk sejumlah anak-anak, diketahui telah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.
ISIS menjadi salah satu dari kelompok jihadis yang berbahaya, dituduh melakukan pembunuhan massal dan penghukum etnis dan pemeluk agama minoritas di wilayah yang mereka kuasai.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR