Saat melintasi beberapa tikungan di Kabupaten Dompu, saya sempat melihat beberapa spanduk "kampanye" kepala daerah. Ada satu kalimat di situ yang tidak saya mengerti, yakni "nggahi, rawi, pahu".
"Itu artinya \'ngomong\', \'kerja\', \'muka\'," kata Pak Man, sopir dan pemandu ekspedisi. Dalam kata lain, \'bicara\', \'bekerja\', \'wajah\'. Kini saya mengerti arti kata tersebut, tetapi belum memahami apa makna di balik semboyan itu.
Usut punya usut, rupanya maksudnya "satunya kata dan perbuatan dalam mewujudkan kenyataan". Walk the talk, kata orang barat. Ketika seseorang benar-benar seiya-sekata antara perkataan dan perbuatan, maka terlihatlah wajah orang itu sesungguhnya. Itu makna kompletnya.
Terkait soal kampanye pemimpin daerah, slogan tersebut mengandung makna lebih dalam lagi, yakni seorang pemimpin bukan hanya harus bisa berjanji, tetapi juga mesti bisa menepati (bekerja) janjinya itu. Pada saat itu, jelas terlihat wajah sebenarnya seorang pemimpin, bukan pemimpin yang memakai topeng.
Saya tidak tahu apakah para pemimpin di Kabupaten Dompu telah benar-benar memahami makna slogan daerah yang tercantum dalam lambang resmi daerah tersebut. Saya juga kemudian jadi ingat akan janji-janji para pemimpin saat ini yang tak kunjung terpenuhi. Apakah mereka sedang memakai topeng?
Penulis | : | |
Editor | : | Latief |
KOMENTAR