Apa persamaan antara bangsa Yunani dan Jawa? Tanpa perlu serius berpikir atau melakukan penelitian literatur yang jelimet, jawabannya mungkin mitologi, kegemaran akan musik, atau bisa jadi sama-sama punya selera arsitektur yang tinggi.
Tapi, di HaloNiko! jawaban pertanyaan tadi adalah makanan. When Java meet Greek, kira-kira begitulah gambaran sensasi kuliner yang ditawarkan kedai yang berada di Promenade Building Lot 13 Jalan Warung Buncit Raya Nomor 98, Jakarta Selatan, ini.
Di kedai ber-tagline Warung Yunani Jawa milik pasangan Rika Harjosuwarno dan Nikolaos Augoustinos ini, Anda bisa menemukan banyak makanan khas negeri para dewa, seperti skepasti, souvlaki, merida, hingga moussaka.
Tentunya, masakan khas Jawa juga banyak, semacam ayam bumbu rujak, ayam panggang klaten, sampai sego campur mesem. Uniknya, semua kudapan itu lahir dari tangan juru masak asli Yunani yang juga pemilik kedai, Nikolaos Augoustinos.
Niko, begitu sang koki dipanggil, bukan orang baru di bisnis kuliner. Sebelum pecinta makanan dan traveling ini datang ke Indonesia tiga tahun lalu, dia adalah pemilik sebuah restoran di Syntagna, kawasan wisata terkenal di Athena, Yunani.
Tidak heran, dia piawai mengolah aneka makanan lezat, mulai dari gaya Eropa maupun Asia. Kelezatan itu pula yang membuat pengunjung kedai berkapasitas 65 orang ini menjadi pelanggan. Keunikan rasa plus kenyamanan tempat bersantap merupakan alasan kedai tersebut ramai.
HaloNiko! gampang dikenali dari papan nama berukuran besar yang terpampang di atas bangunan kedai. Di bagian luar, terdapat sejumlah meja dan kursi bergaya Eropa klasik yang dikelilingi pot berisi tanaman.
Jika ingin makan di luar saat siang hari, enggak usah takut kepanasan lantaran ada tempat beratap kanopi.
Masuk ke dalam kedai, suasana bangunan berkelir putih ini lebih nyaman lagi. Selain dilengkapi pendingin udara, Rika yang memiliki latar belakang pengetahuan desain menata interior kedainya dengan apik. Dominasi unsur kayu dan dekorasi yang ringan membuat kedai tersebut nyaman selayaknya restoran keluarga.
Tanpa perlu berlama-lama, sebaiknya jajal langsung sajian andalan kedai ini. Skepasti, salah satunya. Anda bisa memesan skepasti isi daging sapi atau ayam. Tapi, yang paling banyak dipesan adalah skepasti daging sapi. Sekilas, sih, bentuknya mirip dengan kebab.
Penyajiannya, daging sapi bagian tenderloin maupun ayam dipanggang lebih dulu, lalu dibubuhi saus tomat, keju mozzarella, dan cheddar. Semuanya digulung dalam roti pita tebal.
Di negara asalnya, skepasti disantap dengan kentang goreng. Tapi, HaloNiko! memberi kompromi rasa lokal, dengan ubi cilembu goreng sebagai pengganti kentang. Setiap pemesanan satu porsi skepasti, biasanya disertakan sepiring kecil saus tzatziki. Kelirnya putih, mirip saus krim.
Ukuran potongan daging yang menyembul keluar dari roti pita cukup besar. Saat dipotong dengan pisau, daging dan roti terbelah dengan mudah. Daging yang empuk pun sudah terbayang.
Betul saja, begitu sepotong masuk mulut, dagingnya begitu empuk dan kenyal. Alhasil, mengganyang daging berserat tebal ini tidak membuat rahang kelelahan. Begitu juga dengan tekstur roti pita yang lembut, walau tebal.
Kedai ini memanggang daging cukup matang. Saat dikunyah, rasanya cukup kering. Tidak ada sedikitpun minyak yang keluar. Yang paling asyik, tentu keju mozzarella dan cheddar yang ikut meleleh dalam mulut saat terkunyah.
Rasa keju yang gurih dan sedikit asin pun berbalut serasi dengan merica yang terasa hangat di mulut. Kombinasi ini membuat rasa dagingnya tampil memuaskan.
Tapi, secara keseluruhan, rasa asin dan gurih mendominasi skepasti racikan Niko. Untuk mengimbanginya, comot potongan tipis ubi cilembu yang manis.
Biar ramai rasanya, Anda bisa mencocol skepasti dengan tzatziki. Saus berbahan mentimun, bawang, dan minyak zaitun ini punya rasa yang unik. Hanya, aroma dan rasa bawang putih sangat mencolok plus sedikit asam. Dan, tekstur saus ini benar-benar lembut.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR