Serangan hari Selasa (24/3) melibatkan seorang penyerang yang menabrakkan sebuah mobil ke pos pemeriksaan militer. Kerusuhan terbaru ini terjadi saat mana PBB mengajukan rencana enam tahap untuk memajukan perundingan perdamaian di negara yang tetap terpecah itu, dengan dua pemerintahan dan milisi bersaing merebut kekuasan.
Proposal tersebut mencakup sebuah pemerintahan persatuan dan sebuah komite yang akan menyusun konstitusi baru dan rencana pemilu baru segera setelah konstitusi terbentuk.
"Libya memikul risiko konflik dan perpecahan yang dalam dan meluas, di mana terorisme akan menjadi ancaman serius di negara itu, serta di kawasan tersebut," demikian pernyataan misi PBB di Libya.
"Libya tidak dapat menanti lebih lama sebelum dicapai penyelesaian yang dapat memulihkan keamanan dan stabilitas, serta mengakhiri penderitaan rakyat," lanjutnya.
Kekerasan dan kekacauan politik telah melanda Libya sejak diktator yang lama berkuasa, Moammar Gaddafi, digulingkan dan dibunuh tahun 2011.
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR