Anggota Komisi VII DPR RI Satya Wirayudha meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) tak saling "membunuh" karena polemik pembangunan Pelabuhan Cilamaya.
Menurut Satya, kedua Kementerian tersebut harusnya saling berkoordinasi dan tak saling mengorbankan kepentingan masing-masing.
"Saya meminta supaya berpikir ulang, jangan saling membunuh. Soal (penyelesaian) pelabuhan yang jenuh (Tanjung Priok) tapi tidak (perlu) membunuh sektor energi," ujar Satya dalam acara talkshow di Jakarta, Sabtu (28/3).
Dia memahami alasan Kemenhub membangun Pelabuhan Cilamaya untuk memudahkan distribusi barang dari kawasan Industri ke pelabuhan. Saat ini, akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok dinilai sudah sangat tidak kondusif karena kemacetan.
Sementara itu, usulan Kementerian ESDM memindahkan pembangunan pelabuhan dinilai juga untuk kepentingan nasional. Pasalnya, operasional Blok Migas Offshore North West Jawa (ONWJ) di Cilamaya memiliki peran penting karena menyuplai minyak dan gas untuk sebagian pulau Jawa.
Apabila, operasional terganggu karena Pelabuhan Cilamaya, maka dikhawatirkan dampaknya ekonominya akan sangat besar.
Untuk mengakhiri polemik pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Komisi VII akan memanggil semua stakeholder yang terkait dalam rencana pembangunan pelabuhan tersebut.
Satya juga meminta kepada kedua kementerian untuk membuka opsi-opsi lain misalnya pengembangan waterway atau perbaikan infrastruktur jalan agar mempermudah akses dari kawasan Industri ke pelabuhan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR