Catterson melihat sketsa 1501 karya Michelangelo, yang menurutnya, menunjukkan kesamaan gaya dengan patung itu. Catterson berpendapat bahwa sang Jenius dari Toskana itu diam-diam menciptakan pahatan untuk "ditemukan." Kita tahu bahwa Michelangelo telah memalsukan barang antik sebelumnya. Sang Seniman juga terobsesi dengan ular, anggota badan yang berbelit-belit, dan emosi yang ekstrem.
Catterson memaparkan bahwa ia memiliki "segunung bukti" yang menunjukkan bahwa Michelangelo memalsukan patung tersebut. Juga mengaturnya agar karya tersebut ditemukan sehingga ia bisa mendapat untung dari penjualannya.
Salah satu bukti yang diajukan oleh Catterson adalah Laocoöns ada dalam lukisan dan pahatan Michelangelo sebelum penemuannya pada tahun 1506. Pada sekitar tahun 1494, ia memahat The Battle of the Centaur - jalinan anggota badan yang menggeliat dan melingkar. Sosok yang dipahat tersebut menyerupai Laocoön.
Jadi apakah Laocoön merupakan karya imajinasinya alih-alih patung kuno terkenal yang terkubur selama 1000 tahun?
Kritikus berpendapat lain, bahwa hambatan logistik dan keuangan yang besar membuat teori itu tidak mungkin. Sebagian besar sejarawan menerima bahwa patung itu berasal dari era Helenistik. Pada era ini patung Yunani mencapai puncak dinamisme.
Ensiklopia Plinius juga memberikan petunjuk penting soal taman Maecenas yang berada di istara Kaisar Titus. Di taman tersebut patung Laocoön ditemukan pada tahun 1506.
Sejarawan berjuang untuk mengidentifikasi pematung yang disebutkan oleh Plinius. Ini juga untuk memastikan apakah patung Laocoön berasal dari era Titus atau sebelumnya. Pada tahun 1957 penggalian dilakukan di sebuah gua di Sperlonga, pantai dekat Roma. Ini merupakan lokasi vila yang digunakan oleh Kaisar Tiberius (berkuasa 14-37 M). Pada penggalian tersebut ditemukan patung-patung, salah satunya ditandatangani dengan nama yang sama dengan catatan Plinius tentang pematung "Laocoön."
Jelas, para pematung itu berasal dari zaman sebelum Titus. Terdapat patung dengan sosok menggeliat yang cocok dengan gaya "Laocoön” di situs Helenistik Pergamus di Turki. Kemungkinan para pematung, yang terinspirasi oleh gaya Pergamus, menciptakan "Laocoön" pada akhir abad pertama SM.
Pada 1905, ahli barang antik Ludwig Pollak menemukan lengan marmer di bengkel patung di dekat tempat "Laocoön" ditemukan. Dalam ukuran dan gaya itu mirip dengan patung yang ditemukan oleh Fredis tahun 1506.
Pada 1957, otoritas Museum Vatikan akhirnya mengumumkan bahwa fragmen itu kemungkinan adalah lengan terkenal Laocoön yang hilang. Lengannya ditekuk ke belakang—seperti yang disarankan oleh Michelangelo, 450 tahun sebelumnya.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR