Selama ini, beberapa situs sejarah yang telah diteliti manusia pada awalnya tidak ditemukan berdasarkan riset yang dilakukan sebelumnya. Kebanyakan dari situs dan penemuan tersebut malah ditemukan secara tidak sengaja oleh orang-orang yang bukan peneliti atau ahli arkeolog.
Goa Lascaux
Di bulan Septemper 1940, tatkala empat orang remaja asal Perancis sedang menjelajahi hutan dekat Montignac, mereka menemukan sebuah gua bawah tanah yang amat luas dengan dinding goa berhias 2.000 lukisan dan pahatan purba.
Para ahli sejarah menerka lukisan dan pahatan di goa tersebut berumur sekitar 17.000 tahun. Banyak orang menduga bahwa goa tersebut dulunya digunakan sebagai tempat berkumpul untuk kegiatan keagamaan dan berburu di era Paleolitikum.
Prajurit Terra Cotta
Patung Venus de Milo
Sebelum ditemukan di tahun 1820, patung wanita tanpa lengan ini telah terkubur selama ratusan tahun di pulau kecil di Yunani bernama pulau Melos.
Penemunya, seorang petani bernama Yorgos Kentrotas secara tidak sengaja menemukannya saat ia sedang mengevakuasi barang-barang dari reruntuhan bangunan tua. Dibantu oleh Oliver Voutier, seorang pelaut asal Perancis yang ketika itu sedang mencari barang antik di wilayah sekitar reruntuhan, keduanya mengangkat patung perempuan yang ternyata tidak memiliki lengan itu. Di tahun 1821 keduanya menjual patung tersebut pada Raja Louis XVII. Para ahli sejarah menduga patung tersebut merupakan representasi dari dewi Yunani Aphrodite, namun hingga kini mereka belum mengetahui apa yang mungkin dipegang tangan patung dewi tersebut.
Kota bawah tanah Derinkuyu
Kawasan berbatu Cappadocia di Turki telah dikenal sebagai wilayah tempat ditemukan banyak situs sejarah bawah tanah yang dulunya dibangun dengan tangan telanjang manusia purba. Salah satu kota bawah tanah yang paling terkenal di kawasan itu adalah Derinkuyu, kota bawah tanah yang tersusun atas 18 tingkat. Luasnya mampu menampung 20.000 orang sekaligus.
Kota ini ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang penduduk yang ingin merenovasi rumahnya pada tahun 1963. Ketika menggali tanah, yang ia temukan malah terowongan yang mengarah pada ruang-ruang dengan terowongan dari batu.
Batu Rosetta
Pada akhir abad ke-18, Napoleon Bonaparte mengutus sejumlah ilmuwan dan ahli sejarah untuk mempelajari sejarah Mesir dan mengumpulkan benda-benda yang dianggap keramat dari situs tersebut. Suatu hari di tahun 1799, seorang pemimpin tentara bernama Pierre-Francois Bouchard menemukan keping batu basal besar saat ingin memperluas wilayah benteng pertahanan di kota Rosetta.
Batu yang diatasnya tertulis tulisan dari tiga bahasa—Yunani, demotis dan hieroglif ini diduga ilmuwan berasal dari abad ke-2 Sebelum Masehi.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR