Suatu studi mengungkap bahwa kemampuan manusia untuk menulis dan berbicara diatur terpisah oleh dua bagian berbeda di otak.
Itu berarti, seseorang mampu menulis dengan baik tanpa kesalahan tapi ketika mereka mengucapkannya, yang keluar dari mulut mereka bisa berbeda.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Psychological Science, ketua tim peneliti Brenda Rapp menyebutkan bahwa ada perbedaan ketika seseorang berusaha untuk berbicara dan menulis.
Penelitian yang ia lakukan bertujuan untuk mengungkap apakah ada ketergantungan antara bahasa tulisan dengan bahasa percakapan, juga untuk meneliti bagaimana kinerja otak dalam membedakan bahasa tulisan (membaca dan mengucap) karena sebelumnya sudah ada studi terkait kemampuan bicara dipengaruhi faktor genetis.
Dengan meneliti lima orang penderita aphasia (kesulitan berkomunikasi), empat dari mereka mengalami kesulitan dalam menulis namun kemampuan berbicara yang baik, meski kalimat yang diberikan sama. Sedangkan yang terakhir, memiliki kemampuan menulis yang baik namun kesulitan dalam berbicara.
Hasilnya, Rapp menemukan bahwa otak memiliki bagian tersendiri dalam mengatur kemampuan menulis dan berbicara. Tidak hanya dalam hal pengaturan sistem motorik tangan dan mulut, tapi juga aspek yang lebih rumit terkait penyusunan dan pengembangan kosakata.
Rapp berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu para pengajar dalam mendidik siswanya untuk membaca dan menulis, juga untuk pemahaman yang lebih baik untuk penyembuhan penderita aphasia.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR