Jenis lobster air tawar atau crayfish dari Indonesia dinyatakan sebagai spesies baru sekaligus salah satu yang tercantik di dunia.
Lobster air tawar itu sebenarnya sudah menjadi komoditas perdagangan sejak 10 tahun terakhir. Ilmuwan baru mengetahui bahwa lobster itu merupakan jenis baru ketika melakukan riset taksonomi beberapa waktu lalu.
Christian Lukhaup dari Hinterweidenthal, Jerman, pertama kali menyadari keunikan lobster asal Indonesia itu saat melihat hasil foto temannya.
Beberapa waktu kemudian, dia mulai melihat lobster air tawar dalam foto itu di toko hewan peliharaan. Lukhaup awalnya tak mengetahui asal lobster itu sebab ketika bertanya kepada para pedagang, rata-rata dari mereka pun tak mengetahui atau sengaja menyembunyikan.
"Melakukan penelitian ini seperti melakukan investigasi kasus kriminal," katanya seperti dikutip New Scientist, Selasa (19/5).
Lukhaup lalu melakukan analisis awal terhadap jenis lobster itu. Dia mengetahui bahwa makhluk cantik itu merupakan anggota dari genus Cherax. Bertanya kepada para pemasok, dia akhirnya mendapatkan informasi bahwa lobster dalam foto tersebut berasal dari Papua.
Segera, Lukhaup pergi ke wilayah Kepala Burung Papua. Dia bertanya kepada penduduk lokal perihal lobster yang banyak diperdagangkan dan menjelajahi perairan setempat.
Di wilayah Hoa, Teminabuan, Kepala Burung Papua, dia berhasil mengoleksi lobster targetnya. Dia membandingkan dengan sejumlah spesies Cherax lainnya, termasuk Cherax boesemani, yang secara morfologi sangat mirip dengan lobster jenis baru ini.
Terungkap bahwa berdasarkan ukuran, pola warna dan karakteristik capitnya, lobster air tawar itu merupakan jenis baru.
Berdasarkan publikasi di jurnal Zootaxa pada 4 Mei 2015, lobster air tawar itu berbeda dengan Cherax boesemani karena punya ukuran lebih kecil (sekitar 12 cm) dan warna tubuh serta capit yang dominan biru.
Lukhaup menamai lobster itu Cherax pulcher. "Pulcher" adalah bahasa latin yang berarti cantik. "Saya pikir ini salah satu lobster paling cantik," kata Lukhaup.
Sayang, makhluk cantik itu terus terancam dengan besarnya aktivitas perdagangannya sebagai hewan hias. Populasi manusia di Papua meningkat. Demikian juga polusi dan pencemaran. Itu mengancam kelangsungan lobster cantik tersebut.
Zachary Loughman dari Liberty University di West Virginia mengatakan, (sejauh ini) jenis itu hanya ditemukan di satu tempat.
"Mungkin jenis itu punya rentang habitat yang luas atau mungkin hanya terdapat di satu aliran perairan. Jika ada apa-apa dengan perairan itu, makhluk ini akan musnah," ujarnya.
Lobster merupakan salah satu spesies paling terancam di dunia. Banyak orang memperhatikan keterancaman harimau, orangutan, dan badak, tetapi tidak untuk lobster.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR