Angin segar datang dari Pelindo III yang mengabarkan bahwa revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS)telah usai, begitu juga dengan pembangunan Terminal Teluk Lamong. Tidak hanya janji, kedua pembangunan ini sudah berjalan dan akan segera diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Mei 2015.Peresmian ini akan dijadikan momen kebangkitan Maritim Indonesia. Setelah tertidur ratusan tahun, bumi Majapahit akan kembali berjaya tepat pada Hari Kebangkitan Nasional.
Awalnya APBS hanya memiliki kedalaman minus 9,5 meter Low Water Spring (LWT) dan lebar 100 meter, hal ini mengakibatkan ukuran kapal yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak menjadi terbatas dengan muatan tak lebih dari 15 ribu deadweight tonnage (DWT). Setelah melewati masa revitalisasi, kedalaman APBS akan mencapai 13 meter LWS dan lebar 150 meter. “Pasca revitalisasi, kapal-kapal yang melalui pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya bisa mencapai 80 ribu DWT.” ungkap Djarwo Surjanto, Direktur Utama Pelindo III pada konferensi pers (19/5).
Pencapaian ini ditargetkan mampu mendongkrak peforma dari pelabuhan dan industri yang ada di sekitar Tanjung Perak. Begitu juga dengan mauatan kapal yang semakin besar mampu mengurangi biaya transportasi sehingga berdampak pada daya saing harga jual ke konsumen. Djarwo menambahkan bahwa dengan perluasan APBS ini tidak menutup kemungkinan bagi kapal-kapal nasional dapat berlayar hingga ke Tiongkok, sebelumnya hanya sampai Singapura.
Terminal Teluk Lamong dihadirkan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing terminal sekaligus antisipasi kelebihan muatan dari Pelabuhan Tanjung Perak. Terminal ini memiliki sistem operasi otomatis yang ramah lingkungan, alat-alat pengoperasian digerakkan dengan tenaga listrik dan gas.
Penulis | : | |
Editor | : | Faras Handayani |
KOMENTAR