Nationalgeographic.co.id—Dalam menjalani hari, nenek moyang manusia mengikuti ritme alami terbit dan terbenamnya matahari. Sistem ini bekerja dengan baik selama ribuan tahun. Namun pada abad ke-20, para ilmuwan membuat penemuan besar: Bumi sebenarnya adalah pencatat waktu yang buruk.
Mengapa? Ternyata tidak ada dua rotasi—tidak ada dua hari—yang memiliki durasi yang sama persis.
Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi putaran Bumi, termasuk gempa bumi. Gempa bumi tahun 2011 di Jepang—yang memicu kecelakaan nuklir Fukushima—mempercepat rotasi Bumi hingga 1,8 juta detik.
Gravitasi bulan juga berkontribusi terhadap semua ini. Bulan mencoba menahan lautan kita di tempatnya, tetapi Bumi terus berputar di bawahnya. Gesekan pasang surut ini “merampas” sedikit energi rotasi Bumi, yang berarti hari bertambah panjang sekitar 2 milidetik per abad.
Perlambatan mungkin merupakan tren jangka panjang, tetapi ada catatan jangka pendek ke arah lain. Misalnya, 29 Juni 2022 adalah hari terpendek yang pernah tercatat, dengan kecepatan 1,59 milidetik lebih cepat dari rata-rata. Hari ini mengalahkan rekor sebelumnya yang dibuat pada tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh perubahan yang terjadi jauh di dalam inti Bumi.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa apa yang disebut megastruktur yang dibangun manusia dapat memengaruhi rotasi Bumi. Contohnya adalah Bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges) setinggi 185 m di Tiongkok. Membentang di Sungai Yangtze di Provinsi Hubei, bendungan ini merupakan bendungan terbesar di dunia. “Panjangnya lebih dari 2.300 m,” tulis Colin Stuart di laman Science Focus.
Statistik vitalnya memusingkan. Bendungan ini dibangun menggunakan 28 juta meter kubik beton dan baja. Jumlah tersebut bisa digunakan untuk membangun 63 replika Menara Eiffel. Pembangunannya melibatkan 40.000 orang selama 17 tahun, dengan total biaya $37 miliar. Bendungan ini dapat menampung 40 miliar meter kubik air – sekitar 16 juta kolam renang ukuran Olimpiade.
Ilmuwan NASA Dr. Benjamin Fong Chao menghitung bahwa ketika jumlah massa tersebut terkonsentrasi di satu titik, maka dapat memengaruhi rotasi Bumi. Klaim tersebut baru-baru ini kembali beredar di media sosial. Namun seberapa besar pengaruh bendungan tersebut dan mengapa?
Nah, Chao menghitung bahwa, ketika penuh, bendungan tersebut dapat menambah panjang hari hingga 0,06 mikrodetik.
Chao juga menghitung bahwa bendungan tersebut dapat menggerakkan kutub Bumi sekitar dua sentimeter. Namun, jumlah sebenarnya selalu berubah. Namun Profersor Maik Thomas dan Dr. Robert Dill dari Pusat Penelitian Geosains Jerman memiliki pendapat lain. Menurut mereka, ada variasi yang kurang lebih bersifat musiman dalam rotasi Bumi karena perubahan musiman pada permukaan air.
Namun, bagaimana sesuatu yang dibangun oleh manusia dapat memengaruhi rotasi seluruh planet?
Baca Juga: Inti Bumi Kini Berputar Lebih Lambat dari Permukaan, Berbahayakah?
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR