Pemilik kios beras di Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Deri (36), menjelaskan karakteristik beras warna putih yang asli dengan beras plastik. Menurut dia, secara sekilas, bisa diperhatikan perbedaan dari kedua jenis beras tersebut.
"Beras putih plastik kalau dicium enggak wangi beras. Tapi, yang beras asli pasti wangi beras, wangi padi," kata Deri kepada Kompas.com, Kamis (21/5) pagi.
Deri pun menunjukkan contoh beras asli dengan mengambil beras segenggam. Secara bentuk dan kasatmata, warna beras putih tidak sepenuhnya putih, tetapi ada beberapa bagian beras yang berwarna sedikit berwarna coklat muda.
Jika dipegang pun, menurut Deri, beras plastik akan lebih licin dibanding beras asli. Cara lain untuk menguji keaslian beras adalah dengan dibakar. Beras plastik akan cepat terbakar jika dikenai api. Berbeda dengan beras asli yang tidak terbakar, tetapi muncul wangi beras yang keluar karena beras terkena api.
Isu tentang beras plastik ini sudah menyebar ke semua pedagang yang ada di Pasar Induk Tanah Tinggi. Para pedagang menyesalkan tindakan pihak yang membuat beras plastik tersebut.
"Kita ramai-ramai lihat di YouTube, ada dikirimin link, kitanonton, itu video tentang cara buat beras plastik. Ngeri sekali," ujar pedagang lain, Yanto (57).
Informasi mengenai beras sintetis mencuat setelah salah seorang penjual bubur di Bekasi, Dewi Septiani, mengaku membeli beras bersintetis. Dewi mengaku membeli enam liter beras yang diduga bercampur dengan beras plastik. Beras tersebut dia beli di salah satu toko langganannya.
Dewi memang biasa membeli beras dengan jenis yang sama di toko tersebut seharga Rp 8.000 per liter. Keanehan dari beras tersebut dia rasakan setelah mengolahnya menjadi bubur.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR