Presiden Joko Widodo mengatakan, dia mengharapkan dukungan dunia internasional untuk bersama-sama menangani masalah pengungsi Rohingya dan Bangladesh.
"Kami sedang menghitung-hitung dan melakukan kalkulasi mengenai biaya yang dibutuhkan. Namun penanganannya tetap memerlukan dukungan dunia internasional," kata Presiden Joko Widodo disela-sela kegiatan olahraga di acara car free day Solo, Minggu (24/5).
Menurut Presiden, dunia internasional, khususnya PBB melalui UNHCR, semestinya ikut mendukung dan terlibat dalam menangani pengungsi Rohingya dan Bangladesh di Aceh.
"Bantuan kepada pengungsi adalah merupakan sebuah kegiatan kemanusiaan," kata Presiden, seperti dilaporkan kontributor BBC di Solo, Jateng.
Sejauh ini, menurutnya, pemerintah Indonesia akan mengalokasikan dana untuk masalah pengungsi Rohingnya dan Bangladesh.
"Karena ini masalah kemanusiaan," kata Jokowi.
Ditanya berapa anggaran yang disiapkan pemerintah untuk menangani pengungsi di Aceh, Presiden menjawab: "Kita masih ingin mendapatkan sebuah kepastian beban biaya yang ada nantinya setelah ditampung."
Hampir 1.800 orang warga Rohingya dan Bangladesh telah diselamatkan di Aceh, dan ribuan lainnya diperkirakan masih berada di tengah laut.
Mulai Sabtu (23/05), TNI menggelar operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) pengungsi Rohingya dan pendatang Bangladesh yang diperkirakan terombang-ambing di laut, tetapi sejauh ini belum ada yang ditemukan.
Operasi SAR digelar atas perintah presiden yang disampaikan kepada Panglima TNI, Jenderal Moeldoko Jumat malam (22/05).
Perintah pencarian dan penyelamatan migran dikeluarkan beberapa hari setelah Indonesia dan Malaysia sepakat menampung sementara migran dengan syarat, penampungan itu hanya berlangsung selama setahun.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR