Setelah melalui proses selama 3 tahun, 20 September 2012 UNESCO menetapkan Batur Geopark sebagai anggota Global Geoparks Network pada 20 September 2012 di Paris, Prancis.
Namanya pun bertambah satu kata menjadi Batur Global Geopark.
Sesuai standar, setiap empat tahun sekali UNESCO akan melakukan peninjauan kembali status sebagai anggota GGN.
Untuk Batur Global Geopark, proses re-assessment itu akan dilakukan mulai 20 September nanti.
Apabila catatan-catatan buruk yang diberikan UNESCO nanti tidak ditindaklanjuti dengan perbaikan, maka pada tahun 2016 Batur Geopark bakal bisa terlempar dari anggota GGN.
Kalau sampai Batur Geopark dikeluarkan oleh UNESCO dari daftar GGN, maka keuntungan-keuntungan berupa promosi secara internasional tanpa biaya besar, akan lepas.
Selain itu, pencoretan akan lebih mempersulit upaya menarik minat investor pariwisata untuk masuk Batur Geopark karena merosotnya kepercayaan terhadap pengelolaan geopark itu oleh pemerintah.
Padahal, selama ini obyek-obyek wisata di Bali utara (dimana Batur Geopark termasuk di dalamnya) lebih sulit menjualnya dibandingkan dengan obyek-obyek wisata di Bali selatan.
"Memang selama ini tidak ada kucuran dana dari UNESCO terkait pengakuan Batur Geopark ke dalam Global Geoparks Network," kata Yunus.
Kabarnya Bappenas merencanakan anggaran sekitar Rp 10 miliar untuk pemberdayaan masyarakat di kawasan geopark, namun belum diketahui pasti realisasi pengucuran dana itu.
Yang tidak kalah penting, sambung Yunus, pencoretan itu juga akan mencoreng muka Indonesia, karena dianggap gagal menjunjung komitmen program perlindungan terhadap warisan bumi.
"Upaya yang sedang kita lakukan untuk mengusulkan masuknya geopark-geopark lainnya di Indonesia sebagai bagian dari GNN tentu bakal makin sulit. UNESCO pasti akan menilai, mengurus satu geopark saja tidak becus, apalagi lebih dari satu," ungkap Yunus.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR