Ada lebih dari 500 spesies hiu, mulai dari hiu paus yang besar sepanjang 20 meter dengan berat sekitar 30.000 kg sampai ke hiu lentera yang hanya berkembang sampai 10-20 cm. Hiu memiliki ‘menu’ makanan yang beragam: ada yang pemangsa umum seperti hiu harimau yang memakan semua yang bisa ditelannya atau hiu pemburu khusus yang memilih makanan.
Berbeda dengan reputasinya sebagai pembunuh tunggal di laut, hiu sebenarnya merupakan hewan yang amat cerdas dan sejumlah spesies membentuk kelompok sosial yang besar. Dengan rasio otak dan tubuh yang seimbang tidaklah mengejutkan kalau hiu memperlihatkan perilaku \'bermain\'.
Kemampuan berburu hiu lebih dari sekedar kekuatan dan gigi. Banyak yang memanfaatkan sumber makanan semaksimal mungkin, misalnya hiu harimau yang mengambil kesempatan dari sarang penyu laut di Great Barrier Reef, Australia.
Hiu lemon di tempat yang sama hidup dengan banyak mangsa namun mereka tidak membuang tenaga begitu saja untuk mengejar sumber makanan ini. Sebaliknya mereka menunggu pemangsa yang lebih cepat, seperti ikan kue, untuk menakut-nakuti ikan sebelum menerkam ikan-ikan yang panik itu.
Pengunjung berenang bersama hiu paus di Teluk Cenderawasih, Nabire. Aktivitas nelayan di seputar Kwatisore telah memikat hiu paus (Rhincodon typus) untuk mencari pakan. Hiu paus Kwatisore menjelajah hingga perairan Filipina, lalu kembali lagi. Bentang alam Teluk Cenderawasih mencakup 500 kilometer garis pantai, yang bergelimang terumbu karang dan alam pesisir. (Jurgen Freund/WWF-Indonesia)
Hiu yang menggunakan teknik berburu yang berbeda adalah hiu thresher. Kibasan ekornya yang panjang dikendalikan untuk mengejutkan mangsa dan hiu kembali lagi untuk menyantap ikan yang terkejut tidak sadar tadi.
Hiu putih bisa melaju dengan cepat saat berburu. Hiu ini bisa mencapai panjang enam meter dengan berat sekitar 3.000 kg namun bisa berenang dengan kecepatan antara 25-30km/jam jika sedang menyerang mangsanya. Hiu putih memiliki teknik berburu yang berbeda sesuai dengan mangsa sasaran namun sering sekali mereka melancarkan serangan dari laut dalam dan melompat sampai tiga meter di atas permukaan laut dengan kekuatan besar. Mangsa mati karena kehabisan darah atau terpotong.
Tidak banyak yang diketahui tentang proses reproduksi hiu. Dari fisiknya terlihat bahwa banyak spesies hiu yang menggigit betinanya di sekitar sirip dan sayap dengan posisi betina yang memungkinkan kehamilan. Hiu jantan memiliki sepasang organ reproduksi, yang disebut clasper, yang setara dengan penis mamalia. Organ itu memungkinkan jantan untuk menanam sperma ke cloaca (perut yang terbuka) betina. Hanya satu clasper yang bekerja, tergantung dari jaraknya yang paling dekat.
Ada tiga cara reproduksi hiu: yang pertama viviparity (plasenta yang melekat kepada induk, serupa dengan reproduksi mamalia), oviparity (bertelur) dan oviviparity (telur yang menetas di dalam induk).
Hiu muda dari viviparity ke luar setelah melewati periode tujuh hingga 24 bulan, tergantung spesiesnya. Sedangkan yang lewat oviparity umumnya menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sebagai contohnya, hiu Port Jackson, menaruh telurnya yang berbentuk seperti pembuka di celah-celah sempit. Setiap telur menetas sama dengan masa reprodukusi oviparity, namun hiu muda Pork Jackson menetas dalam periode antara sembilan hingga 12 bulan.
Source | : | WWF Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR