Ketika saya mengunjungi Cangkringan, kecamatan terdekat dengan puncak Gunung Merapi, penggalian pasir di lahan warga mudah ditemui, sementara penggalian di sungai yang seharusnya selesai masih berlangsung.
Lubang-lubang di tanah penduduk ada yang kedalamannya sampai lebih dari tujuh meter dan sudah mengambil deposit bukan hasil erupsi 2010 sebagaimana ditetapkan, sementara di sekelilingnya pohon-pohon tumbuh hijau.
Penambangan pasir seperti ini, kata Yusuf Sugihandono, seorang aktivis lingkungan dan pelaku pariwisata setempat, menimbulkan kerusakan.
"Dari pohon-pohon yang tidak bisa tumbuh lagi serta pemandangan lanskap yang amburadul seperti penambangan di luar Jawa. Air bersih juga sangat berkurang karena di daerah ini mencari air sulit.
"Jadi mengandalkan resapan pohon-pohon, kemudian digali atau dibor dan didistribusikan ke warga sehingga dengan adanya penambangan seperti ini, mata air mati."
Kerusakan sudah terjadi meskipun kerusakan skala besar mungkin masih dapat dicegah.
Kepala Seksi Penyediaan dan Konservasi Sumber Daya Air Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman Tri Widodo mengatakan untuk tahap sekarang yang dilakukan adalah penerapan larangan penambangan, dan pembangunan embung atau penampungan air.
Bumi Semakin Rapuh pada 2024, Ilmuwan Wanti-wanti Datangnya Ancaman yang Lebih Buruk
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR