Temuan terbaru yang dirilis BaliFokus menunjukkan sebagian besar cat yang beredar di pasar mengandung timbal beracun. Dari penelitan tersebut juga ditemukan larutan timbal paling banyak adalah pada cat berwarna terang.
"Konsentrasi timbal paling berbahaya ditemukan dalam warna-warna terang seperti kuning, oranye, merah dan cat berwarna hijau," ujar Penasihat Senior dan Supervisor Proyek dari BaliFokus, Yuyun Ismawati, di Jakarta, Kamis, (18/6).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tutur Ismawati, timbal tidak memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Sebaliknya, keracunan akibat timbal diperkirakan sekitar 0,6 persen dari beban penyakit global.
Bukti menunjukkan, adanya penurunan kecerdasan disebabkan oleh paparan timbal pada masa kanak-kanak. WHO pun memasukkan daftar "keterbelakangan mental akibat timbal" sebagai jenis penyakit yang diakui.
Anak-anak usia 0-6, tambah Ismawati, memiliki perilaku normal memasukkan tangan ke mulut mereka. Perilaku ini merupakan kebiasaan paling berisiko menyebabkan kerusakan kecerdasan dan perkembangan mental dari paparan timbal dalam debu dan tanah.
Timbal rendah
"Beberapa produsen cat di Indonesia mulai menghapus timbal dari cat
mereka. Namun demikian terlalu banyak perusahaan yang mempertaruhkan masa depan anak-anak kita dengan menjual cat berkadar timbal tinggi," imbuh Ismawati.
Pada 2014-2015, BaliFokus membeli total 121 kaleng enamel cat dekoratif dari 63 merek dari 5 kota di Indonesia, yang kemudian dianalisa kadar timbalnya di laboratorium yang terakreditasi di Eropa.
Studi cat ini dilakukan sebagai bagian dari Proyek IPEN untuk Penghapusan Timbal dalam Cat di Asia, yang didanai oleh Uni Eropa sebesar EUR 1,4 juta (Rp 21 miliar) di 7 negara, yaitu Bangladesh, India, Indonesia, Nepal, Filipina, Sri Lanka, dan Thailand.
Ketika BaliFokus menganalisa sampel cat pada 2013, hanya Dulux dan Catylac (ICI/Akzo Nobel) yang memproduksi cat dengan timbal rendah. Saat ini, empat produsen yang mewakili 40 persen dari pasar akan memenuhi standar baru Indonesia yaitu ICI/Akzo Nobel, Pacific Paint, Jotun, Ace Paint.
Sementara itu, sebanyak 94 cat, atau 78 persen dari cat yang dianalisa, mengandung timbal lebih besar dari 600 ppm dan tidak memenuhi standar baru di Indonesia. Hanya 15 dari 63 merek cat yang dianalisis memiliki konsentrasi timbal di bawah 90 ppm.
Penulis | : | |
Editor | : | Faras Handayani |
KOMENTAR