India tidak akan mengumumkan tahun target untuk puncak emisi karbon mereka, kata menteri lingkungan hidup kepada BBC.
Prakash Javadekar mengatakan Delhi akan mengajukan rencana penurunan emisi kepada PBB, namun tidak akan menyertakan waktu kapan target tersebut akan dicapai.
Pernyataan itu disampaikan dua hari, setelah Cina menyampaikan target penurunan emisi karbon mereka yang akan mencapai puncaknya pada 2030 kepada PBB.
India merupakan negara penghasil emisi karbon terbesar ketiga di dunia, setelah Cina dan Amerika Serikat.
Para ilmuwan mengatakan emisi karbon global diperlukan untuk sampai puncaknya dan kemudian diturunkan dengan cepat, jika dunia ingin menghindari bencana perubahan iklim
“Dunia tidak mengharapkan India untuk mengumumkan tahun puncaknya,” kata Prakash Javadekar, dalam sebuah wawancara ekslusif dengan BBC.
“Negara-negara lain tahu posisi India dan apa kebutuhannya [untuk berkembang] dan oleh karena itu belum ada yang menanyakan kami mengenai tahun puncak.”
"Tahun puncak" adalah ketika emisi karbon sebuah negara mencapai tingkat tertinggi sebelum kemudian menurun.
Beijing mengumumkan tahun puncaknya ketika menyerahkan rencana iklim mereka kepada konvensi iklim PBB.
AS telah berjanji untuk memotong emisi karbon mereka sebanyak 26-28% pada 2025.
Seluruh 190 lebih negara-negara pada konvensi itu diminta untuk menyerahkan rencana iklim mereka – yang dinamakan Intended Nationally Determined Contributions (INDC) – pada forum negosiasi PBB.
Lebih dari 40 negara telah menyerahkan rencana untuk menurunkan emisi karbon dan sejumlah pihak mengawasi India.
!break!Disoroti
“Kami akan menyerahkan INDC kami dan itu akan lebih ambisius dari apa yang diharapkan dunia,” kata Javadekar.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR