Sementara itu Gandhi (58), salah satu warga gang dua Sosrowijayan Wetan mengatakan, dirinya telah sejak tahun 1980 menggeluti usaha penginapan. Ia merupakan salah satu warga yang mengawali usaha penginapan di kawasan tersebut.
"Saat itu harga sewa kamar masih Rp 7.500, saat ini harga kamar yang saya punya telah sampai Rp 150 ribu per malam," ungkap pemilik Tiffa Losmen tersebut.
Saat ini dirinya memiliki sembilan kamar yang disewakan. Selain menyewakan kamar, Gandhi juga melayani jasa penyewaan motor, tour agent, dan loundry. Hingga saat ini wisatawan mancanegara masih menjadi tamu utama bagi losmennya.
Keberadaan hotel yang akhir-akhir ini semakin marak di Yogyakarta, tidak terlalu berpengaruh terhadap usahanya. Menurutnya pasar yang disasar hotel berbeda dari pasar yang selama ini menggunakan jasanya.
"Yang datang ke sini mereka para backpacker yang selalu mencari penginapan murah. Mereka tidak akan mencari hotel-hotel yang sekarang banyak berdiri," kata Gandhi. Meski demikian Gandhi berharap semakin banyak atraksi kebudayaan dan tradisi untuk menarik jumlah wisatawan, khususnya asing. Dia mencontohkan di Bali yang setiap hari ada pertunjukan tari dan kesenian tradisional lainnya, dan itu mampu menarik banyak wisatawan luar negeri.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR