Banyak penderita hikikomori mengurung diri di rumah keluarga mereka dan seringkali para orangtua tetap mendukung keputusan anak-anak mereka yang menarik diri dari lingkungan.
"Jepang sangat berbeda dengan masyarakat Barat. Sebagai contoh, hubungan ibu dan anak sangat berbeda dengan budaya Barat," papar Kato.
"Para orangtua Jepang terlalu melindungi anak-anak mereka. Sehingga bagi beberapa orang sangat sulit untuk menjadi mandiri. Itulah mengapa jumlah kasus hikikomori di Jepang sangat tinggi," tambah Kato.
Kato melanjutkan, secara budaya anak laki-laki Jepang lebih tertekan karena harus masuk ke universitas terbaik, perusahaan terbaik dan lain-lain. Sehingga, Kato mengatakan, terapi juga harus dilakukan untuk anggota keluarga penderita hikikomori demi mengubah model hubungan antar-anggota keluarga.
Namun, banyak penderita hikikomori enggan berbicara kepada keluarga mereka sendiri apalagi menjalani terapi. Sehingga Jepang menghadapi tantangan serius dalam mengidentifikasi masalah ini untuk keselamatan generasi mendatang.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR