Satu-satunya dalang perempuan di Australia, yaitu Dr Helen Pausacker, akan menampilkan cerita Anoman Duta di sebuah teater di Melbourne hari Kamis (30/7) dan penonton harus membayar untuk menyaksikan pertunjukan tersebut.
Dalam dua kali pertunjukkan di Renaissance Theater, Kew High School tersebut, Helen Paulsacker akan menampilkan cerita Anoman Duta ini dalam dua kali pertunjukan yang berlangsung masing-masing satu jam.
Pertunjukan wayang kulit ini akan didampingi oleh kelompok gamelan Melbourne Community Gamelan (MCG) yang dipimpin oleh Ki Poejiono.
Mereka yang tertarik menyaksikan pertunjukkan tersebut harus membayar tiket masuk seharga 12 dolar Australia (atau Rp 118.000), dan panitia mengharapkan para penonton dari kalangan pecinta wayang di Australia dan murid-murid sekolah.
"Pertunjukkan akan disampaikan dalam bahasa Inggris oleh Helen Pausacker sementara musiknya akan dinyanyikan dalam bahasa Jawa," kata Yanuar Ponco Prananto dari MGC.
Dalam keterangannya yang didapat oleh wartawan ABC L. Sastra Wijaya, pertunjukan wayang kulit di Melbourne selama bulan Juli ini akan dilakukan oleh Ki Midiyanto, seorang dalang terkenal asal Wonogiri (Jawa Tengah) yang sekarang mengajar di Universitas Berkeley di Amerika Serikat.
"Cerita Anoman Duta ini yang dipilih oleh Ki Midiyanto untuk ditampilkan namun sekarang beliau berhalangan hadir, sehingga Helen yang menggantikannya," kata Yanuar Ponco.
Pada awalnya, Ki Midiyanto akan membawakan tiga kali pertunjukan dengan dua cerita yaitu Anoman Duta dan Wahyu Cakraningrat.
Dr Helen Pausacker sendiri sebelumnya sudah pernah membawakan berbagai cerita wayang sebagai dalang, walau ini bukanlah pekerjaan utamanya.
"Ini hobi yang serius saya tekuni," kata Helen yang sehari-hari adalah akademisi di Universitas Melbourne.
Helen merupakan bagian dari MGC yang selama 20 tahun terakhir sudah menampilkan lebih dari 30 cerita dalam berbagai pertunjukan di Melbourne.
Cerita yang pernah mereka tampilkan seperti Ramayana, Alap-alapan Surtikanthi, Gathutkaca Sungging, Sukeksi, Srikandhi Maguru Manah, Dewa Ruci, Pergiwa-Pergiwati, Drupadi’s Revenge, Kunthi Duta, Ciptaning, Bima Bungkus, Dewa Ruci, serta Arjuna Wiwaha.
Dalam pertunjukan di Renaissance Theater ini lebih banyak ditujukan kepada anak-anak sekolah terutama dari Kew High School, salah satu sekolah menengah ternama di Melbourne.
Ini adalah penampilan keempat MCG di depan murid-murid sekolah di Melbourne dan karenanya pertunjukkan wayang dipersingkat hanya satu jam sehingga bisa diikuti dengan mudah oleh para penonton.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR