Bayi dengan berat lahir rendah (BLR) bukanlah bayi prematur. Karena saat lahir, bayi dengan BLR bisa saja sudah cukup bulan, hanya berat badannya di bawah berat lahir normal, yaitu kurang dari 2.500 gram.
"Sementara untuk bayi prematur bisa saja beratnya mencapai 3 kilogram tapi umur kandungannya belum cukup," jelas dr.Pulung Silalahi Sp.A dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Jaya.
Sebenarnya, bayi dengan BLR sudah bisa diprediksi sejak masih dalam kandungan. Saat kontrol kandungan berat janin akan dipantau oleh dokter obgin melalui USG. "Misal, janin sekian minggu, beratnya harus sekian gram. Dokter obgin bisa mendeteksi itu. Kalau bayinya kecil, bisa dicari kenapa penyebabnya," jelas Pulung.
Penyebab bayi dengan BLR, menurut Pulung, bisa berasal dari faktor ibu atau dari si bayi itu sendiri. Faktor dari ibu, misalnya saat mengandung ibu mengalami kurang gizi, atau ia mengalami penyakit berat (TBC), hipertensi, gangguan jantung, dan sebagainya).
Kondisi ibu hamil yang sakit bisa memengaruhi jalannya nutrisi kepada bayi dalam kandungan sehingga pertumbuhannya tidak optimal. Sedangkan faktor pada bayi bisa karena ia memiliki kelamin tertentu yang perlu diobservasi.
"Faktor psikis ibu juga bisa ikut andil. Faktor psikis bisa memengaruhi adrenalin dan hormon sehingga membuat aliran darah tidak berjalan baik. Ibu yang mengalami stres, tekanan aliran darahnya tinggi, sehingga nutrisi, oksigen, dan darah yang masuk ke dalam tubuh bayi tidak lancar,".
Menurut Pulung, ibu dengan eknomoni tergolong berada, yang melahirkan bayi dengan BLR umumnya mengalami stres berat saat hamil.
Namun apa pun yang menjadi penyebab, jika bayi terlanjur lahir dengan BLR tidak perlu panik. "Hilangkan dulu rasa cemas, jangan merasa bersalah atau menyalahkan orang lain. Sebaiknya terima kondisi bayi dengan baik dan penuh rasa syukur. Dengan hati tenang, kita bisa merawat bayi dengan baik pula. Banyak kok, bayi dengan BLR tumbuh dan berkembang dengan baik dan cerdas karena dirawat dan diasuh dengan baik," tuntas Pulung.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR