Bertepatan dengan puncak perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada Senin (10/8), tiga kapal milik Indonesia berangkat serentak untuk menjalankan misi riset kelautan. Di antara ketiga kapal itu, Kapal Riset Riegel-933 paling mencuri perhatian.
Kapal buatan Perancis itu baru tiba di Tanah Air setelah 50 hari berlayar dari OCEA Dossier di Les Sables-d’Olonne, Perancis. Misi pemetaan laut yang dimulai hari ini menjadi misi riset perdana yang dilakukan oleh kapal seharga 93.838 juta dollar AS tersebut.
"Riegel-933 akan melakukan pemetaan bawah laut," kata Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo. Wilayah yang akan disurvei adalah perairan antara Batam dan Singapura. "Kapal ini adalah kapal riset terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini," imbuh Indroyono dalam perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok.
Salah satu perangkat canggih Riegel-933 yang mendukung fungsinya adalah autonomous underwater vehicle (AUV). Dengan perangkat itu, kapal ini mampu melakukan pemetaan dasar laut hingga kedalaman 1.000 meter. Hasil pemetaan bisa dikirim secara real time.
Selain itu, kapal itu juga memiliki echo-sounder, baik singlebeammaupun multibeam, dan sejumlah laboratorium. Berukuran panjang 60 meter, kapal itu dilengkapi dua macam senapan mesin, masing-masing berdiameter 12,7 milimeter dan 20 milimeter. Keduanya berada di bagian samping dan anjungan kapal.
Perangkat andalan lain pada kapal berbobot 500 ton tersebut adalah remote operated vehicle. Dengan perangkat buatan Perancis yang dilengkapi kamera tiga dimensi tersebut, citra yang didapatkan bisa ditampilkan di layar monitor dalam format tiga dimensi.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi mengungkapkan bahwa Riegel-933 hanya salah satu kapal baru yang dimiliki TNI AL. "Akhir tahun 2016, akan datang KRI Spica. Kapal itu digunakan TNI Angkatan Laut dalam survei hidro-oseanografi untuk kepentingan militer," katanya.
Selain Riegel-933, kapal yang berangkat menjalankan misi penelitian pada hari ini adalah KRI Bawal Putih dan KRI Baruna Jaya IV. KRI Bawal Putih akan melakukan survei stok ikan, sementara Baruna Jaya IV akan meneliti perairan Penajam di Kalimantan Timur, yang rencananya akan menjadi Marine Techno Park.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengungkapkan bahwa riset harus bisa diaplikasikan menjadi dasar inovasi. "Inovasi bagian dari indeks kemajuan satu negara. Kami minta semua terlibat untuk upayakan itu," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR