"Ada donatur yang berniat membantu saya, karena dengar saya kerjanya bantu pasien yang ndak mampu,"katanya singkat. Biasanya, dokter Lo memberikan tanda khusus diresepnya dan meminta pasien untuk menebus obat ke apotik rujukannya. Setelah itu, pada akhir bulan, tagihan akan diberikan ke dokter Lo.
Selain membuka praktek di Rumah Sakit Kasih Ibu pada pukul 10.00 wib - 12.00 wib setiap hari, dokter kaum papa tersebut juga masih melayani pasien di rumahnya di Jagalan 27, Kelurahan Jebres, Solo. Pasien dari warga sekitar pun tidak kalah banyak.
Keberadaan dr Lo seakan menjadi malaikat penolong bagi pasien yang kurang mampu untuk berobat. Namun, dokter Lo mengaku tidak mampu untuk mengetahui apakah memang benar pasiennya adalah miskin atau tidak.
"Satu prinsip saya, kalau mau bayar ya terserah dan kalau ndak mampu ya bilang saja nanti dibantu sekalian obatnya. Saya menghargai kejujuran, ada juga yang pura pura enggak punya uang dan ingin gratisan terus berobat ke saya, ya itu urusan dia sajalah,"kata pria yang gemar membaca buku tentang kisah detektif tersebut.
Salah satu warga sempat bercerita bahwa saat kerusuhan 98 di Solo, banyak warga keturunan Tionghoa mengungsi dan menutup usaha mereka. Suasana mencekam dan mengancam warga keturunan Tiongha tersebut tidak menyurutkan Lo Siae Ging untuk melayani pasien. Dokter lo justru memaksa untuk buka praktek meski sudah diingatkan warga untuk tidak buka praktek.
"Dokter malah sempat marah, katanya kasihan kalau ada pasien yang datang berobat. kok tutup," kata Purwadi, warga Jagalan, Solo. Saat itu warga justru berjaga didepan rumah dokter Lo.
!break!Biar tak pikun
Walau usianya sudah tergolong senja, namun dokter Lo tampak masih bersemangat melayani pasien-pasiennya. Saat disinggung resep hidup untuk terus mengabdi ia mengatakan itu karena berkat Tuhan.
"Ya suatu karunia Tuhan Allah, di usia seperti saya ini masih diberi kesehatan. Dan selain itu kalau ndak bekerja, pasti pikun. Jadi ada alasan egonya, biar ndak pikun ya saya bekerja," katanya.
Hanya hidup berdua dengan sang istri diakui Lo membuatnya lebih bisa fokus bekerja. "Saya dan isteri kan enggak punya anak, jadi itu ya membantu agar fokus,"katanya.
Meski kedermawanannya sudah dikenal, dokter Lo menampik dirinya adalah tokoh inspiratif bagi Bangsa Indonesia yang akan berumur 70 tahun.
"Tokoh nasional apa, saya bukan siapa siapa, jangan dibesar besarkan. Saya hanya bantu warga yang sakit," katanya.
Sementara itu, pihak Rumah Sakit Kasih Ibu, menyatakan akan selalu mendukung pelayanan yang dilakukan dokter Lo. Dokter Lo yang juga sempat menjadi direktur di rumah sakit tersebut menjadi inspirasi bagi para dokter muda di Kota Solo. "
Sosok yang sangat inspiratif bagi dokter lainnya, jadi tidak mengedepankan materi saja saat melayani pasien. Pihak Rumah sakit mendukung apa yang dilakukan dokter Lo,"kata dokter Yulius Widiarto, Wakil Direktur Umum Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR