Dalam uji coba ini, bakteri dalam sampel air rata-rata berkurang sampai 99% - dan pada sebagian besar sampel, berkurang sampai 0.
"Lebih dari 90% sampel menunjukkan bahwa tidak ada bakteri dalam air, setelah kami menyaring air menggunakan kertas," kata Dankovich.
"Sangat menarik melihat bahwa kertas ini tidak hanya bekerja dalam model di lab, tapi juga sukses di sumber-sumber air yang betul-betul dipakai oleh orang."
Ada satu lokasi yang sangat sulit.
"Satu tempat menjadi tempat pembuangan limbah mentah langsung ke aliran sungai dengan tingkat bakteri yang sangat tinggi.
"Namun kami sangat terkesan dengan hasil kerja kertas tersebut yang mampu membunuh hampir seluruh bakteri dalam sampel tersebut. Dan airnya sangat jorok, sehingga kami pikir, jika di sana saja bisa, mungkin kertas ini bisa manjur."
Dankovich dan para koleganya berharap untuk meningkatkan produksi kertas, yang saat ini dikerjakan dengan tangan oleh dia dan para mahasiswanya, serta menguji coba langsung di tempat-tempat warga menggunakan filter tersebut.
"Kami harus memberi kertas ini ke orang-orang dan melihat langsung efeknya. Anda tak bisa berlaku banyak jika hanya sendirian."
Contohnya, hasil kerja Dankovich dengan iDE di Bangladesh sudah mencoba untuk melihat apakah filter yang menggunakan salah satu halaman buku bisa masuk ke dalam kolshi atau penyaring air tradisional yang digunakan oleh warga Bangladesh.
Dr Daniele Lantagne, ahli lingkungan di Tufts University, mengatakan bahwa data dari uji coba menunjukkan hal menggembirakan.
"Ada banyak minat dalam mengembangkan produk-produk baru untuk pengolahan air," katanya pada BBC.
"Buku yang dapat diminum" ini kini telah melewati dua tahapan kunci - sukses uji di laboratorium dan di sumber air yang sebenarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR