Kasus pertumpahan minyak sering terjadi. Kebanyakan kasus yang terjadi akibat dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai, atau kecelakaan kapal.
Tak hanya di laut, tumpahnya minyak juga acapkali terjadi di daratan, mencemari tanah dan lingkungan. Menurut data, 98% dari kasus minyak tumpah di seluruh dunia terjadi di daratan. Tercatat, pemerintah dan industri di seluruh dunia menghabiskan dana sebesar 10 miliar dolar tiap tahunnya untuk membereskan tumpahan minyak.
Berdasarkan hal itu, sejumlah ilmuwan dari Rice University mengembangkan teknologi untuk mengembalikan kesuburan tanah dan energi yang terbuang dari tanah yang telah terkontaminasi tumpahan minyak.
Mereka menggunakan proses yang disebut sebagai pirolisis, yang melibatkan proses pemanasan tanah yang terkontaminasi dan kehilangan kandungan oksigen. Proses ini dinilai lebih ramah lingkungan dibanding teknik pembakaran standar yang sebelumnya dilakukan. Dengan melakukan pirolisis terhadap tanah yang terkontaminasi selama tiga jam tidak hanya mampu mengurangi jumlah petroleum hidrokarbon yang tersisa, tapi juga bisa meningkatkan kesuburannya dengan mengubah karbon yang tersisa menjadi arang.
“Pemikiran kami benar bahwa dengan menghilangkan polutan beracun dan hidrofobik yang bisa menolak air, juga dengan menambahkan sejumlah karbon dan nutrisi, kami bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman menggunakan tanah hasil pirolisis ini,” jelas Alvarez, seorang profesor Teknik Sipil dan Lingkungan yang tergabung dalam tim.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR