Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami masalah pada tulang belakangnya. Masalah ini kerap ditemui pada anak-anak yang terlalu sering bermain gadget.
Dokter Spesialis Bedah Saraf yang juga ahli tulang belakang Alfred Sutrisno pun mengaku, kini banyak mendapati pasien yang masih anak-anak. Mereka ternyata sering bermain gadget dengan posisi tubuh yang salah.
“Dulu masalah tulang belakang dibilangnya setelah usia 40 tahun, sekarang usia belasan tahun sudah mulai kena. Anak sekarang lebih banyak main komputer daripada permainan fisik. Itu bisa memperburuk kondisi tulang belakang,” ujar Alfredo dalam acara Workshop Menjaga dan Merawat Kesehatan Tulang Belakang di Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Tangerang Selatan, Sabtu (22/8/2015).
Posisi yang salah misalnya, bermain gadget dengan posisi tidur atau tengkurap, posisi duduk yang salah, membungkuk atau leher menekuk untuk menatap layar handphone maupun laptop. Jika dibiarkan, lambat laun mereka juga bisa mengalami nyeri tulang belakang. Apalagi, anak-anak saat ini bisa memegang gadget selama berjam-jam.
“Kalau anak lagi pakai komputer, misalnya karena tugas sekolah, orang tua harus aware tempat duduknya bener enggak, perhatikan posisi duduknya, harus ada waktu juga untuk relaksasi,” kata Alfred.
Alfred menjelaskan, posisi duduk yang benar yaitu punggung tegak dan layar komputer atau laptop maupun handphone sejajar dengan mata sehingga leher juga tidak menekuk. Di samping itu, batasi juga waktu anak bermain gadget.
Ditambahkan Alfred, terlalu sering bermain gadget sehingga jarang berolahraga, juga menyebabkan berkurangnya hormon yang berfungsi untuk mempertahankan elastisitas bantalan pada tulang belakang.
“Olahraga anak-anak atau orang Indonesia berkurang, sehingga hormon yang berguna mempertahankan elastisitas batalan berkurang. Menyebabkan gampang pecah bantalannya,” jelas Alfred.
Jika bantalan elastis pada tulang belakang pecah, bisa berujung pada saraf kejepit hingga radang sendi. Untuk itu, lakukan posisi duduk hingga berdiri yang benar untuk menjaga kesehatan tulang.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR