Dr. Davidson dan rekannya melakukan penelitian terhadap populasi gagak eurasia (Corvus monedula) liar di Desa Madingley, di pinggiran Cambridge, Inggris.
Ia menggunakan dua topeng berbeda untuk mengintai sarang gagak dalam penelitiannya. Ketika menggunakan topeng yang satu, Davidson mencapai sarang gagak dan menimang anak-anak gagak. Sedangkan ketika menggunakan topeng lainnya, ia hanya berjalan melewati sarang tersebut.
Ia menghabiskan waktu empat hari duduk di dekat sarang gagak tersebut. Mengenakan dua topeng berbeda secara bergantian untuk mengamati respon burung gagak atas kehadirannya.
Peneliti menemukan gagak lebih cepat kembali ke sarangnya ketika melihat Davidson mengenakan topeng yang sebelumnya digunakan untuk menghampiri sarang dan menimang anak-anak gagak dibanding ketika mereka melihat topeng yang lain.
Burung-burung juga cenderung lebih cepat terbang masuk ke sarang mereka ketika melihat Davidson yang memakai topeng menatap ke arah sarang mereka dibanding ketika Davidson menatap tanah.
“Fakta bahwa mereka belajar mengenali ciri wajah individu atau pola rambut lebih cepat dan waspada terhadap arah pandangan manusia, memberikan bukti kuat dari kemampuan kognitif yang fleksibel dari burung ini,” kata Davidson, penulis utama jurnal yang dipublikasikan di Animal Behaviour.
Hal itu juga menunjukkan bahwa mereka dapat mengenali individu predator yang mengancam dan membuat mereka mengutamakan menjaga anak-anak mereka dibanding merespon pandangan predator.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR