Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (CBC) Kamboja, kemitraan antara Fauna & Flora International dan Royal University of Phnom Penh, melaporkan bahwa para peneliti melihat kucing penangkap ikan setelah memeriksa kamera sensitif-gerak yang sebelumnya dikerahkan.
"Kucing penangkap ikan yang menyukai lahan basah sebagai habitatnya mengalami penurunan populasi parah di kawasan Asia,” kata Ret Thaung, pemimpin proyek di Fauna & Flora Internasional.
“Habitat lahan basah Asia dengan cepat menghilang atau dimodifikasi oleh aktivitas manusia, sehingga jumlah kucing penangkap ikan menurun secara dramatis selama dekade terakhir dan populasi yang tersisa menjadi sangat sedikit,” paparnya.
Kucing penangkap ikan diyakini telah punah di Vietnam, sementara tidak ada catatan yang dikonfirmasi di Laos dan hanya ada sedikit informasi tentang spesies tersebut di Thailand dan Kamboja.
Jelas bahwa diperlukan langkah-langkah mendesak untuk melindungi kucing ini dari upaya penjeratan dan penjebakan, serta untuk melestarikan habitat lahan basah mereka. Tetapi untuk melakukan ini secara efektif para peneliti perlu mengetahui di mana mereka tinggal.
Kemudian CBC merancang survei untuk mengatasi beberapa kesenjangan pengetahuan. Setelah melakukan wawancara dengan penduduk setempat, para ilmuwan mengatur 32 kamera di lima lokasi dan meninggalkan mereka untuk merekam apa yang saja lewat.
Saat memilah-milah gambar, mereka terkejut ketika menemukan kucing penangkap ikan di dua lokasi di barat daya Kamboja, tepatnya di Suaka Alam Peam Krosaop dan Taman Nasional Ream. Kini, tujuan peneliti adalah mengembangkan rencana konservasi kucing penangkap ikan yang difokuskan pada dua lokasi tersebut.
“Konservasi ini terutama melibatkan edukasi dan langkah-langkah untuk mengurangi ancaman masyarakat. Kami juga berencana untuk melanjutkan penelitian dan meningkatkan kemampuan penjaga lokal untuk mengidentifikasi kucing penangkap ikan dengan benar dan membantu penelitian dan konservasi spesies tersebut,” pungkas Thaung.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR