Seorang anak perempuan berusia 3 tahun didiagnosis menderita diabetes melitus (tipe 2). Dengan demikian, ia menjadi pasien termuda di dunia untuk penyakit ini.
Gejala yang dialami oleh bocah tersebut adalah sering buang air kecil dan sering merasa haus. Bocah yang memiliki bobot badan 34 kilogram ini memiliki orangtua yang obesitas, tetapi tidak punya riwayatdiabetes.
Kasus pasien termuda penderita diabetes ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan European Association for the Study of diabetes di Stockholm, Swedia.
Bocah yang tidak disebutkan namanya ini memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi 5 persen dibanding anak seusianya. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah Puasa yang tinggi, tetapi hasil pemeriksaan antibodi untuk diabetes tipe 1 ternyata negatif.
Keluarga bocah tersebut memang memiliki pola makan yang buruk, banyak mengasup kalori dan juga lemak.
Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan ia menderita diabetes tipe 2, dokter memberikan obat diabetes metformin dalam bentuk cair. Kedua orangtuanya juga diberi edukasi mengenai penyakit diabetes dan pentingnya mengubah pola makan. Bocah tersebut juga disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisiknya.
Sekitar 6 bulan setelah diagnosis, anak perempuan itu berhasil menurunkan 25 persen berat badannya, memiliki kadar gula darah normal, dan berhenti mengonsumsi metformin.
"Perubahan penyakit diabetes tipe 2 pada anak-anak sangat mungkin jika deteksi dini dilakukan terhadap anak yang menderita obesitas. Selain itu, diagnosis dini juga dibutuhkan, demikian halnya dengan terapi yang tepat, dan mengubah gaya hidup," kata dr Michael Yafi, Ketua Departemen Endokrin Pediatrik di Universitas Texas, Houston, AS.
Jumlah anak yang menderita diabetes tipe 2 terus meningkat di seluruh dunia akibat obesitas. Oleh karena itu, para tenaga medis diharapkan mewaspadai kondisi ini pada anak-anak yang sudah menderita obesitas.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR