Kombinasi bencana serangan asteroid yang diikuti dengan letusan gunung berapi besar di belahan bumi lain membinasakan dinosaurus dan berbagai hewan lain 66 juta tahun lalu.
Kesimpulan tersebut dikatakan oleh ilmuwan dengan adanya presisi baru kedekatan tanggal kedua bencana ini: asteroid berukuran sekitar 10 km yang menghantam daerah Yucatan di Meksiko dan letusan kolosal di India.
Kedua peristiwa tersebut membuat bumi bergolak dengan menghamburkan debu, abu dan asap berbahaya seperti karbon dioksida dan sulfur dioksida ke udara, mengubah iklim dan membunuh sekitar 75 persen dari semua spesies dan menjadi satu kepunahan massal terburuk bumi.
Para peneliti mengatakan bahwa serangan asteroid terjadi sekitar 66,04 juta tahun lalu. Saat itu, erupsi di wilayah yang disebut Deccan Traps sudah berlangsung pada intensitas rendah, namun secara dramatis dipercepat sebagai dampak kuat karena dipicu serangan asteroid.
“Dua peristiwa ini terjadi secara simultan,” ujar ahli vulkanologi, Loÿc Vanderkluysen dari Drexel University di Philadelphia.
“Proses keduanya secara bersamaan menyebabkan kepunahan,” tambah Paul Renne, direktur Berkeley Geochronology Center.
Para ilmuwan selama sekitar 35 tahun telah memperdebatkan manakah dari kedua bencana ini yang menjadi penyebab kepunahan.
“Perdebatan telah berlangsung lama,”kata Renne. “Sekarang, saatnya untuk menolak salah satu penyebab atau yang lainnya. Mereka jelas sekali terjadi di waktu yang bersamaan dan keduanya berkontribusi dalam kepunahan,” tambahnya.
“Asteroid kira-kira seukuran Manhattan yang menghantam bumi cukup membuat trauma. Kemudian diikuti oleh erupsi gunung berapi terbesar yang pernah ada di Bumi dalam waktu 60 juta tahun. Pasca dua peristiwa itu akan diikuti dengan 4.000 abad perubahan iklim, pengasaman laut dan hujan asam,” Vanderkluysen menambahkan.
“Kita sebagai manusia tidak aka nada di sini jika dinosaurus tidak punah. Kepunahan di akhir periode Cretaceous membuka jalan bagi mamalia untuk menjadi hewan darat yang dominan,” kata
Kombinasi bencana serangan asteroid yang diikuti dengan letusan gunung berapi besar di belahan bumi lain membinasakan dinosaurus dan berbagai hewan lain 66 juta tahun lalu.
Kesimpulan tersebut dikatakan oleh ilmuwan dengan adanya presisi baru kedekatan tanggal kedua bencana ini: asteroid berukuran sekitar 10 km yang menghantam daerah Yucatan di Meksiko dan letusan kolosal di India.
Kedua peristiwa tersebut membuat bumi bergolak dengan menghamburkan debu, abu dan asap berbahaya seperti karbon dioksida dan sulfur dioksida ke udara, mengubah iklim dan membunuh sekitar 75 persen dari semua spesies dan menjadi satu kepunahan massal terburuk bumi.
Para peneliti mengatakan bahwa serangan asteroid terjadi sekitar 66,04 juta tahun lalu. Saat itu, erupsi di wilayah yang disebut Deccan Traps sudah berlangsung pada intensitas rendah, namun secara dramatis dipercepat sebagai dampak kuat karena dipicu serangan asteroid.
“Dua peristiwa ini terjadi secara simultan,” ujar ahli vulkanologi, Loÿc Vanderkluysen dari Drexel University di Philadelphia.
“Proses keduanya secara bersamaan menyebabkan kepunahan,” tambah Paul Renne, direktur Berkeley Geochronology Center.
Para ilmuwan selama sekitar 35 tahun telah memperdebatkan manakah dari kedua bencana ini yang menjadi penyebab kepunahan.
“Perdebatan telah berlangsung lama,”kata Renne. “Sekarang, saatnya untuk menolak salah satu penyebab atau yang lainnya. Mereka jelas sekali terjadi di waktu yang bersamaan dan keduanya berkontribusi dalam kepunahan,” tambahnya.
“Asteroid kira-kira seukuran Manhattan yang menghantam bumi cukup membuat trauma. Kemudian diikuti oleh erupsi gunung berapi terbesar yang pernah ada di Bumi dalam waktu 60 juta tahun. Pasca dua peristiwa itu akan diikuti dengan 4.000 abad perubahan iklim, pengasaman laut dan hujan asam,” Vanderkluysen menambahkan.
Mark Richards, ahli geofisika dari UC-Berkeley mengatakan, “Kita sebagai manusia tidak akan ada di sini jika dinosaurus tidak punah. Kepunahan di akhir periode Cretaceous membuka jalan bagi mamalia untuk menjadi hewan darat yang dominan.”
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR