Di akhir cerita, si boneka pria akhirnya bertemu kembali dengan saudara perempuan yang terpisah karena ‘sebuah kekuatan besar’.
Sementara, Roscha A Saidow mengatakan tema tanpa batas ini juga berarti tidak membatasi penonton untuk menafsirkan cerita boneka pria tersebut.
“Itu semuanya ada di sana , termasuk juga soal pengungsi, kami bicara banyak tentang pengungsi karena ini tengah menjadi isu besar. Anda juga bisa membaca cerita ini dari segi politik tetapi kami tidak ingin membatasi hanya mengenai politik saja,” jelas Saidow.
"Kami juga ingin adanya perjalanan filosofis dalam kisah itu, bagi saya, dan juga bagi boneka pria ini. Jadi semuanya ada di sana. Saya pikir jika Anda menonton pertunjukkan ini dengan mood yang berbeda dan latar belakang informasi yang berbeda maka itu akan menjadi kisah yang berbeda bagi Anda," katanya lagi.!break!
Jarak dan perbedaan waktu antara Indonesia dan Eropa membuat proses kolaborasi antara Teater Boneka Papermoon dengan Refuturisten yang didukung oleh Goethe Institute, tak berjalan lancar.
“Kerja sama dilakukan melalui email. Saya kirim satu paragraf (naskah), lalu mereka bikin juga. Jadi kita nggak pernah tau ending-nya gimana, tapi itu hanya berjalan sampai empat paragraf,” gelak Maria.
Secara terpisah Roscha pun mengakui betapa sulitnya bekerja sama untuk sebuah pertunjukan teater dengan proses jarak jauh.
Akhirnya ketika Refuturisten datang kembali ke Yogyakarta, mereka memutuskan berbagi tugas.
“Saya membuat musik, kami membuat kotak. Dan ada yang mau agar yang membuat burung dan boneka itu dari Papermoon. Juga ada yang menyiapkan video, ” jelas Roscha.
Tiga pekan sebelum pentas, Refuturisten kembali ke Yogyakarta.
“Banyak perubahan yang dilakukan setelah bertemu. Dan (latihan bersama) hanya efektif selama dua pekan. Karena pekan pertama sama-sama jetlag, kami baru tiba dari Inggris dan mereka dari Jerman,” jelas Maria.
Berbagai hambatan yang dialami dalam proses kolaborasi ini dari pengurusan visa – bea cukai sampai kisah-kisah di balik penggarapan Senlima, menurut Maria, juga dimasukkan dalam kisah boneka lelaki ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR