“Selama ini kita terlalu sibuk dengan Tunggal Ika dan melupakan Bhineka,” ujar Taufik Abdulah dalam konferensi press Melanesian Culture Festival yang digelar di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta (22/10). Menurut Taufik, pelaksanaan festival Melanesian Culture Festival yang akan dihelat di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 26-30 Oktober 2015 merupakan momentum untuk mengingatkan bangsa akan ragam rumpun yang mewarnai tanah air.
Harry Truman Simanjuntak membenarkan pendapat tersebut. “Selama ini pemahaman dunia tentang Melanesian adalah misleading, yaitu mereka (Melanesian) hanya ada di Papua saja,” tukasnya. Sedangkan hasil penelitian menyatakan bahwa di dunia ini populasi penduduk Melanesian mencapai 40 juta jiwa dan 11 juta jiwa di antaranya tersebar di berbagai wilayah nusantara. Sedangkan 30 juta jiwa yang tersebar di beberapa negara lainnya yang siap menjadi peserta dalam festival ini adalah Fiji, Papua Nugini, Solomon Island, Timor Leste, Vanuatu, New Caledonia, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Tujuh negara yang menjadi peserta dalam festival tersebut nantinya akan melakukan diskusi terkait pengaruh budaya Melanesian yang dialami oleh tiap negara melalui tujuh tema diskusi yang akan menghadirkan Pater Gregorius Neonbasu SVD sebagai keynote speech. Diskusi ini nantinya diharapkan dapat memperkuat identitas Melanesian di mata dunia dengan meningkatnya pengetahuan dan solidaritas yang terjalin. Termasuk di dalamnya peluncuran buku "Diaspora of the Melanesian Historical Perspective" yang dalam waktu dekat akan terbit juga dengan terjemahan Inggris.
Selain diskusi, rangkaian acara hiburan seperti pertunjukan seni tari dengan sentuhan animal pop yang diiringi oleh musik kontemporer Nyongki Welvaart akan menjadi salah satu performa yang dinantikan. Di tahun ini, film menjadi salah satu media edukasi dan hiburan yang akan mempermudah komunikasi antar peserta di setiap negara. Indonesia akan menyumbang Cahaya dari Timur, Atambua 39°C, dan Tanah Mama dalam pemutaran film yang menghadirkan Jajang C Noor dan Chico Jericho untuk mengajak peserta berinteraksi.
Pertemuan rumpun Melanesia yang akan dibuka secara resmi pada 28 Oktober oleh Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerjasama di antara negara-negara pasifik kawasan Melanesia di sektor ekonomi, pendidikan, dan budaya. ”Seperti yang saat ini kita tingkatkan adalah kerjasama Indonesia di sektor kemaritiman,” ujar Kacung Marijan, Direktur Jenderal Kebudayaan.
Penulis | : | |
Editor | : | Faras Handayani |
KOMENTAR