Salah satu masalah tidur yang disebut sleep apnea — atau tidur disertai mendengkur yang menyebabkan orang terbangun beberapa kali karena sulit bernafas — diduga terkait dengan kemunculan penyakit gout atau asam urat, demikian hasil penelitian terbaru.
Biasanya pengidap juga akan mengalami rasa terbakar di bagian sendi. Masalah sleep apnea yang terkait dengan keluhan asam urat sering kali juga berhubungan dengan masalah obesitas.
Rasa nyeri yang intens dan pembengkakan pada sendi, sering kali di bagian ibu jari kaki disebabkan oleh asam urat yang terkumpul dan mengkristal di sendi dan jaringan. Sleep apnea, demikian catatan para peneliti menyebabkan pengidapnya mengalami kekurangan oksigen sepanjang malam. Saat mereka berhenti bernapas dalam hitungan menit itulah produksi asam urat meningkat di aliran darah.
Namun seperti dikutip dari Huffington Post baru sedikit yang diketahui tentang hubungan antara dua kondisi ini, demikian tim peneliti menulis pada jurnal Arthritis and Rheumatology.
Pada 2007-2008, hampir enam persen dari pria dan dua persen perempuan di Amerika mengalami masalah asam urat, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit itu.
Sleep apnea diketahui lebih sering dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke dan gagal jantung jika tidak ditangani dengan benar.
Obesitas memainkan peranan penting dalam masalah sleep apnea dan asam urat. Sleep apneamasih bisa meningkatkan risiko asam urat jika ada masalah dengan berat badan, kata kepala penelitian Yuqing Zhang dari Boston University Clinical Epidemiology Research and Training Unit.
Para peneliti menggunakan data dari lebih 10 ribu orang yang didiagnosis sebagai pengidap sleep apnea baru dari Inggris. Lalu peneliti membandingkannya dengan lebih dari 40 ribu orang tanpa keluhan sleep apnea dari jenis kelamin, usia dan komposisi tubuh yang sama.
!break!Selama setahun, ada 270 kasus gout, 76 berasal dari kelompok pengidap
Lebih dari periode setahun, adda 270 kasus asam urat, 76 di antara kelompok pengidap sleep apnea dan 194 pada kelompok yang lebih besar. Gout ditemukan pada rata-rata usia orang 60 tahun.
Gout terjadi dua kali lebih banyak pada kelompok pengidap sleep apnea, demikian hasil analisis penelitian itu.
“Ketika orang mengalami serangan asam urat yang sangat menyakitkan, hal itu akan membatasi mobilitas mereka, mereka bahkan tak bisa meletakkan selembar kertas di ibu jari mereka,” kata Zhang.
Meskipun obesitas meningkatkan risiko mengalami sleep apnea, beberapa orang yang kurus juga ternyata mengalami sleep apnea juga. Dan bahkan pada orang-orang ini risiko mengalami asam urat juga bisa meningkat hingga 80 persen.
Langkah berikutnya adalah melakukan pengujian apakah dengan menangani masalah sleep apnea juga bisa mengatasi masalah gout yang sangat mungkin terjadi.
!break!“Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jika Anda mendapatkan penanganan medis ini, kadar asam urat Anda kemungkinan juga akan turun,” kata Zhang.
Sleep apnea bisa ditangani dengan mengubah gaya hidup, seperti menurunkan berat badan atai menggunakan alat bantu selama tidur malam hari, atau dengan pembedahan.
Perlu waktu bertahun tahun untuk kristal asam urat untuk terakumulasi di sendi dan mengakibatkan rasa terbakar. Maka, bisa jadi sleep apnea mungkin tidak menyebabkan gout, tapi menciptakan lingkungan yang ideal untuk asam urat terbentuk menjadi kristal persendian, kata Dr. Robert Thomas Keenan dari Duke University School of Medicine di Durham, Carolina utara, yang tak terkait dengan penelitian itu
“Gout adalah penyakit peradangan arthritis paling sering terjadi di dunia barat,” kata Keenan kepada Reuters Health.
“Sleep panea dan risiko gout bisa dikurangi pada banyak orang dengan menurunkan berat badan jika mereka kelebihan berat badan, makan yang sehat dan menikmati daging merah dan alkohol hanya pada kadar moderat,” kata Keenan menambahkan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR