Belakangan ini, nyaris seluruh toko buku di Indonesia punya pemandangan yang tidak biasa. Ada sebuah bagian yang dikhususkan untuk menaruh atau memamerkan buku-buku mewarnai.
Terkesan biasa saja? Tidak juga. Buku-buku tersebut ternyata lebih ditujukan bagi kalangan dewasa, bukan untuk anak-anak.
Kemudian, apa tujuan dari buku mewarnai ini? Bukankah kebanyakan penggemar setia buku semacam ini hanya ada di kalangan anak-anak?
Di setiap buku tersebut, tepatnya di bagian cover, biasanya tertulis kalimat berbunyi"Terapi anti stres", "Terapi warna pencegah stres", dan lain-lain yang memiliki makna serupa.
Ternyata buku semacam ini diklaim mampu menghilangkan stres dan memang diujukan bagi kalangan dewasa.
Buku mewarnai untuk terapi stres memiliki pola gambar yang jauh lebih ribet, penuh dengan detail-detail kecil, dan sulit untuk dikerjakan. Di Indonesia sendiri, buku-buku mewarnai "anti-stress" biasanya berisi gambar tumbuhan, bunga, tujuan wisata, hingga batik.
Ini berbeda dari buku gambar untuk anak, yang biasanya memiliki pola yang sangat sederhana, seringkali berbentuk gambar hewan atau karakter yang sedang digemari.
Buku anti-stress rupanya sedang digandrungi di Indonesia. Saat Nextren menyambangi salah satu toko buku besar di Jakarta, misalnya, seorang pramuniaga menyebutkan bahwa buku mewarnai bagi dewasa termasuk sangat laku terjual.
"Bahkan, ada beberapa edisi buku mewarnai yang habis dibeli. Kami sampai harus re-stock," kata sang pramuniaga.!break!
Untuk mengatasi stres?
Apakah buku-buku mewarnai bisa membantu mengatasi stres, seperti yang diklaim sebelumnya?
Ternyata, menurut penelitian dari para ahli psikologi ternama, mewarnai memang benar-benar bisa membantu menghilangkan stres. Dikutip dari Kompas Health, Jumat (6/11/2015), sebenarnya manfaat mewarnai sudah dikenal para ahli sejak tahun 1900.
Psikiater Carl Jung, pendiri psikologi analitik, menyarankan mewarnai bagi pasiennya agar lebih tenang dan memusatkan perhatian. Dokter di zaman modern juga mengikuti cara Jung bagi pasien-pasiennya.
Menurut psikolog klinis Dr.Ben Michaelis, mewarnai akan mengaktifkan bagian logis di otak dan mendorong pola pikir kreatif.
"Ini karena aktivitas ini ada di bagian pusat otak, amygdala. Bagian otak ini melibatkan respon takut kita dan memberi efek rileks. Makin lama efeknya menenangkan," kata Michaelis.
Ia bukan hanya menyarankan kegiatan itu untuk pasiennya, tapi secara rutin melakukannya bersama keluarganya. "Kami melakukannya hari Jumat setelah selama seminggu sibuk," katanya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR